Iklan

Anggota DPR RI: Informasi Cuaca Ekstrem Harus Melalui BMKG

warta pembaruan
28 Desember 2022 | 3:41 PM WIB Last Updated 2022-12-28T08:41:44Z

Citra Satelit Iklim 28 Desember 2022 (Foto: BMKG)

Jakarta, www.wartapembaruan.co.id
– Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengingatkan Pemerintah agar memberlakukan satu pintu bagi diseminasi informasi yang terukur tentang cuaca ekstrem, yaitu melalui BMKG sesuai UU Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 

"Jangan sampai karena perbedaan informasi (tentang cuaca ekstrem) menimbulkan keresahan di tengah masyarakat," kata anggota DPR RI dari Dapil NTB 1 itu di Jakarta, Rabu (28/12).

Pernyataan Suryadi Jaya itu untuk menanggapi pernyataan Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, yang menyampaikan adanya potensi banjir besar di kawasan Jabodetabek, khususnya Tangerang (Banten).

Sebelumnya Erma Yulishastin menyampaikan bahwa potensi hujan ekstrem hingga badai terjadi pada hari Rabu, 28 Desember 2022. Hal tersebut, katanya, berdasarkan analisis data dari Satelit Early Warning System (Sadewa).

“Siapapun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," kata Erma dalam unggahannya di Twitter @EYulihastin, Senin (26/12/2022).

Namun, berbeda dengan BRIN, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Jabodetabek memang akan terjadi hujan namun bukan badai. Berdasarkan laporan BMKG, Rabu (28/12) di wilayah DKI Jakarta dan Botabek, hanya terjadi hujan ringan hingga sedang, meskipun diingatkan adanya potensi angina kencang dan kilat/petir.

Menurut BMKG, Selasa (27/12), kondisi cuaca di wilayah Jabodetabek pada Rabu (28/12) masih dalam kategori aman karena intensitas hujan diperkirakan adalah hujan ringan hingga sedang. Dari pemodelan BMKG, Jabodetabek baru akan diguyur hujan lebat pada hari Jumat (30 Desember 2022).

Menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya, pihaknya memilih menyebutnya sebagai hujan lebat dan hujan ekstrem yang melanda wilayah Jabodetabek, bukan istilah badai. Merujuk pada analisis BMKG, pada Rabu, 28 Desember 2022, memang terjadi hujan, tetapi belum masif. Ia juga mengingatkan penggunaan istilah serangan badai yang menurutnya tidak sama dengan hujan lebat.

Pada kesempatan lain anggota DPR RI Suryadi Jaya dari Fraksi PKS ini menambahkan bahwa pihaknya mengapresiasi Pemerintah yang telah melakukan berbagai antisipasi terhadap kemungkinan adanya cuaca ekstrem ini terkait mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang telah disampaikan pada saat Raker dengan Komisi V DPR RI pada 13 Desember 2022 lalu.

"Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi sebagai bendungan kering yang berfungsi sebagai pengendali banjir. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau Basarnas juga melaksanakan Siaga SAR Khusus Nataru 2023 dengan menempatkan personel dan alat utama di lokasi-lokasi strategis rawan kecelakaan/bencana,” katanya.

Kemudian Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi banjir akibat hujan ekstrem.

"Dengan berbagai persiapan Pemerintah untuk mengantisipasi hujan ekstrem saat Nataru yang sudah baik di atas, kita juga minta diseminasi informasi terkait cuaca oleh Pemerintah lebih baik lagi," kata Suryadi Jaya Purnama.

Dengan demikian, ia mengharapkan masyarakat tidak perlu menjadi resah sehingga terganggu aktivitas perekonomiannya. “Para pemudik Nataru juga tidak perlu kebingungan dalam membuat rencana perjalanannya," kata Wakil Sekretaris Fraksi PKS DPR RI itu. (ys_soel)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Anggota DPR RI: Informasi Cuaca Ekstrem Harus Melalui BMKG

Trending Now

Iklan