BREAKING NEWS

Langkah Hormat di Tanah Leluhur: Brigjen Pardosi dan Para-Para Adat Papua


Papua, Wartapembaruan.co.id
-- Di jantung tanah Papua, di sebuah tempat sakral yang disebut Para-Para Adat — ruang suci tempat para tetua adat menyatukan suara dan menjaga pusaka nilai leluhur — Brigjen Marinir FJH Pardosi, Komandan Lantamal X Jayapura, datang dengan langkah penuh takzim. Ia tak hadir sebagai pejabat tinggi angkatan laut semata, tetapi sebagai putra bangsa yang kembali menyapa akar budayanya.

Kehadirannya disambut hangat, bukan dengan protokoler militer, melainkan dengan sapaan adat dan jamuan Sagu Bakar — kuliner khas yang dalam budaya Papua bukan sekadar pangan, melainkan simbol penerimaan, penghormatan, dan persaudaraan sejati.

Di tengah suasana yang penuh nuansa kebersamaan itu, hadir pula sosok-sosok penting Papua: George Arnold Awie, Ondoafi Besar Port Numbay dan Ketua LMA, yang menyambut tamunya dengan penuh wibawa dan keramahan adat; Laus Rumayom, S.Sos., M.Si., dosen dan pengamat kebijakan Papua, yang dengan setia terus mengawal arah pembangunan tanah kelahirannya; serta Melly Aiwui, Kepala BPBD Provinsi Papua, yang menebar semangat perlindungan dan kesiapsiagaan untuk rakyatnya.

Bagi Brigjen Pardosi, momen itu bukan sekadar kunjungan, melainkan peneguhan nilai. Di hadapan para tetua dan tokoh adat, ia menyampaikan bahwa kehadiran TNI tidak semata untuk menjaga batas wilayah, tetapi juga merawat nilai-nilai, menjaga kedekatan dengan rakyat, dan menguatkan rasa sebagai satu saudara sebangsa.

“Saya datang bukan membawa titah, melainkan membawa niat baik dan penghormatan. TNI lahir dari rahim rakyat, dan kembali untuk rakyat. Papua bukan hanya bagian dari Indonesia—Papua adalah saudara kami,” tuturnya dalam nada tulus dan penuh empati.

Percakapan mengalir dalam suasana santai namun bermakna. Gelak tawa dan pesan kebangsaan silih berganti, memperkuat ikatan batin yang tumbuh dari kesederhanaan dan keterbukaan. Di sana, Sagu Bakar bukan sekadar suguhan, tetapi jembatan yang menyambung hati dan rasa percaya.

Menjelang akhir kunjungan, Brigjen Pardosi berdiri sejenak memandangi langit Papua. Di balik senyumnya, tersimpan sebuah janji dalam hati: untuk terus hadir, menjaga harmoni, dan merawat persaudaraan yang telah disemai di bawah naungan adat dan langit yang sama.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image