“Kami mengapresiasi sikap dan langkah yang telah diambil Menteri BUMN untuk membuat jera para oknum,” katanya di Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Menurutnya, kejadian terungapnya penggunaan alat tes antigen bekas perlu diselesaikan dengan sebuah ketegasan, dan tidak boleh ada permainan sekecil apapun dalam upaya mennyejahterakan masyarakat.
Faisol Riza menambahkan, Kimia Farma harus lebih berhati-hati dengan adanya peristiwa pemecatan para direksinya, dan ia mendorong adanya pengecekan lebih mendetail dalam pennyelesaiannya, baik dari segi alat tes dan vaksinasi Covid-19.
“Pengecekan dibutuhkan untuk mencari tahu adanya kemungkinan pelanggaran hukum yang terjadi di lapangan, dan diharapkan kejadian tersebut tidak terulang. Apa yang terjadi di Bandara Kualanamu adalah contoh persoalan yang harus direspons secara profesional dan serius,” katanya.
Terakhir ia meminta agar Kementerian Kesehatan dan Polri memperoleh akses dalam mengawasi dan melakukan pengecekan terhadap alat tes Covid-19, sehingga kualitas dan keamanannya terjaga.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir memecat seluruh direksi KFD sebagai buntut kasus antigen bekas di Bandara Kualanamu. Selain pemecatan dan usai melakukan pengkajian secara komprehensif, Erick juga membuka penyelesaian kasus hukum oleh pihak yang berwenang. (yss)
