Jakarta, Wartapembaruan.co.id – Para ustaz dan ustazah (guru/pendidik agama Islam) diharapkan memberikan peran yang lebih besar dalam menyelamatkan diri sendiri, keluarga, anak-anak didiknya, umat, dan masyarakat dari ancaman dan bahaya Covid-19.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid saat memberikan sambutan secara virtual pada kegiatan Halal bil Halal Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Pancoran, Jakarta Selatan, yang diterima redaksi, Minggu (20/6/2021).
“Peran Majlis Taklim, ustaz dan ustazah sangat penting dalam peningkatan kewaspadaan dan pencegahan wabah Covid-19, apalagi saat ini jumlah warga yang terpapar atau meninggal dunia meningkat,” katanya.
Hidayat Nur Wahid mengingatkan semua pihak untuk tidak meremehkan ancaman Covid-19 yang makin menyebar dan membahayakan, apalagi secara fakta, orang yang terpapar dan meninggal dunia karena Covid-19 tidak membedakan latar belakang kewarganegaraan, umur, jenis kelamin, maupun agama.
Ia mendoakan para tokoh agama, ustaz dan ustazah dapat menjaga diri dan tetap sehat, sehingga dapat lebih optimal dalam memperjuangkan kemaslahatan umat, bangsa dan negara.
Pada bagian lain, Hidaya Nur Wahid menjelaskan, Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) mencatat, hingga April 202, sebanyak 333 kiai dan nyai dari NU meninggal dunia selama pandemi virus Corona, rinciannya, 286 ulama pria dan 47 ulama perempuan.
“Jumlah itu tidak termasuk para ulama dan tokoh umat dari ormas lainnya yang wafat karena Covid-19, yaitu Syeikh Ali Jaber, Dr. Nadjamuddin Ramli (Pimpinan MUI dan PP Muhammadiyah) dan para ustaz maupun ustazah lainnya,“ katanya.
Kenyataan tersebut, menurutnya, menuntut semua pihak untuk bisa melindungi para guru agama dan sekaligus jamaahnya dari ancaman Covid-19, salah satunya dengan melakukan edukasi cara yang benar dalam menyikapi Covid-19, termasuk melakukan vaksinasi, sebagaimana telah didukung oleh MUI, NU, Muhammadiyah, dan lain-lainnya.
Hidayat juga meningatkan para guru agama (ustaz/ustazah) untuk selalu disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun, membatasi kegiatan, dan menghindari kerumunan.
“Satu M lagi, yaitu meningkatkan ketakwaan, memperbanyak doa, dan menguatkan ikhtiar, dalam rangka mencegah musibah Covid-19 ini,” katanya.
Menurutnya, kondisi kesehatan yang prima sangat penting bagi para guru agama di tengah kondisi bangsa dan negara yang menghadapi banyak permasalahan.
“Apabila kita sehat, terbebas dari wabah Covid-19, maka kita tidak terhambat dalam berkontribusi menghadapi berbagai permasalahan yang mendera bangsa,” katanya.
Dikemukakan, saat ini masyarakat Indonesia, terutama kaum muda, mendapat tekanan besar dari ancaman kejahatan seksual, pornografi, narkoba, dan masalah-masalah moral lainnya. Keberadaan para guru agama diharapkan dapat membantu pemerintah mengatasi persoalan kejahatan tersebut. (ys_soel)
Trending Now
-
Bogor, Wartapembaruan.co.id -- Setelah Team Investigasi Media melakukan penelusuran ke alamat kantor Notaris Nurlisa Uke Desy di Ruko Malar...
-
Bali, Wartapembaruan.co.id -- Sampai kapan limbah Medis masih berkeliaran di jalanan ,Dengan jarak tempuh ratusan kilometer. tanpa menghira...
-
Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- 2 (dua) Konsultan Hukum Noverianus Samosir, SH dengan Christian Adrianus Sihite, SH hari senin, tanggal 2...
-
Bogor, Wartapembaruan.co.id – Dalam upaya mendukung program ketahanan pangan nasional, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Mohammad Naudi Nurdika...
-
Tanjung Jabung Timur, Wartapembaruan.co.id - Aksi Demo Aliansi Masyarakat Sadu yang digelar pada Kamis tanggal 24 April 2025, juga mengunda...