Tujuan ini seharusnya terpatri bagi pengurus KAHMI se-Indonesia untuk mengabdikan gagasannya terhadap pembangunan bangsa, tapi tidak pada MD KAHMI Batubara.
Terlihat tidak terpatrinya tujuan KAHMI bagi KAHMI Batubara, saat Majelis Daerah sibuk dengan urusannya, sibuk dengan eksistensinya sampai lupa dengan Khittah perjuangan KAHMI.
Sehingga timbul pertanyaan, KAHMI Batubara dimana kau kini? bagaimana ingin bangun negri, internal KAHMI di Batubara pun masih banyak perlu dibenahi.
KAHMI Batubara apakah kau telah mati?
KAHMI Batubara ataukah telah jadi budak kepentingan? dan dimana nasibmu kini.
Diketahui, MD KAHMI Batubara dipimpin oleh alumni HMI UNIMED bernama Abdul Khodir Simorangkir sejak musda 2017. Sejak ia memimpin KAHMI Batubara, tidak ada terobosan dan gagasan penting untuk membangun daerah, tidak menjalankan fungsi KAHMI sebagai sebagai wadah berhimpun alumni HMI untuk memberikan keteladanan intelektual bagi umat dan bangsa dalam rangka mencapai tujuan KAHMI.
Banyaknya Alumni HMI Di Batubara yang tercecer, sejak MD KAHMI Batubara dipimpin oleh Abdul Khodir sudah cukup kuat membuktikan matinya KAHMI diBatubara.
Masalah alumni HMI yang ditangkap, dimana KAHMI Batubara?
Aktivis HMI yang ditahan dimana KAHMI Batubara?
Berapa banyak alumni HMI di Batubara, apakah sudah didata oleh KAHMI Batubara?.
Bagaimana peranan KAHMI Batubara dalam menyikapi masalah kedaerahan, dari sisi sosial, hukum, ekonomi masyarakat.
Ataukah KAHMI Batubara sibuk berkuda-kudaan dengan pemerintah?, tanpa mengasah daya kritisnya selaku alumni HMI yang terhimpun.
Padahal, KAHMI merupakan Wadah pemersatu alumni HMI, dan Organisasi cendekiawan yang membawa MANFAAT bagi masyarakat, Bangsa, negara republik Indonesia, dan bagi alam semesta, dan punya beban moral mendukung para kader HMI, berikan masukan yang membangun, dan menjadi inspirasi bagi kader HMI.
Tidak masalah, bagi Koordinator MD KAHMI Batubara, Abdul Khodir Simorangkir juga menjabat sebagai ketua KNPI Batubara kini, itu hak indivualitasnya yang tak mungkin dicampuri.
Lalu bagaimana nasib KAHMI kini, sejak pembiaran terus-terusan dilakukan oleh Abdul Khodir Simorangkir?.
Ada pepatah orang tua, berbunyi begini, banyaknya nyamuk dalam kelambu, bukan kelambu harus dibakar, tapi nyamuklah harus diusir. Lalu siapa nyamuk ditubuh KAHMI Batubara, siapa pula yang harus diusir?, nyamuk tersebut apakah Abdul Khodir Simorangkir atau bukan?.
Dibawah pimpinan Abdul Khodir Simorangkir, perlukah karenanya KAHMI Batubara harus dibubarkan?.
Penulis : Arwan Syahputra
Kader HMI Asal Kabupaten Batubara Sumatera Utara
