Iklan

Musyda IMM Sumut, Antara Harapan Dan Perubahan

warta pembaruan
12 Oktober 2021 | 8:13 PM WIB Last Updated 2021-10-12T13:14:34Z
Sumatra Utara, Wartapembaruan.co.id -- Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) adalah sebuah organisasi gerakan mahasiswa islam sekaligus organisasi otonom Muhammadiyah yang memberikan sumbangsih perkaderan bagi persyarikatan Muhammadiyah. Pada dasarnya memang IMM  sebagai organisasi kader yang memposisikan perkaderan sebagai hal yang paling mendasar, yang mana perkaderan di harapkan akan meregenerasi personal dalam mewujudkan tujuan organisasi serta melanjutkan estafet kepemimpinan, yang tentu nya sesuai dengan tujuan didirikannya IMM itu sendiri yaitu “Mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang Berakhlak Mulia dalam rangka mencapai Tujuan Muhammadiyah”.

Lantas apakah yang menjadi iterelasi antara IMM dan mahasiswa? Sebagus itukah IMM untuk mahasiswa? Berbeda dengan organisasi-organisasi lainnya yang ada di kampus, IMM merupakan organisasi yang tidak hanya bergerak di bidang kemahasiswaan saja tetapi juga bergerak dalam bidang kemasyarakatan dan pastinya juga keagamaan. Sesuai dengan Trilogi (ranah gerak) dari IMM yaitu meliputi keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Sejalan dengan ranah gerak nya IMM juga memiliki Trikompetensi dasar meliputi religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.

Trikompetensi dasar ini adalah suatu kapasitas yang pastinya harus di miliki oleh kader nantinya, ketiga hal tersebut harus ada dalam kepribadian setiap kader IMM, dimana keimanan, kecerdasan, dan kemanusiaan tergabung menjadi satu kesatuan yang seimbang, ya bisa di bilang IMM punya menu paket lengkap. 

Jadi di dalam IMM mahasiswa tidak hanya di bimbing dalam keagamaan tetapi juga di bimbing untuk menjadi mahasiswa yang aktif, kritis serta berguna bagi masyarakat sekitar baik di dalam kampus maupun di luar kampus.

Pertanyaannya sudahkah IMM berjalan sesuai ranahnya?

Melihat keadaan IMM saat ini (bil khusus wilayah Sumatera Utara),dapat dipastikan tujuan IMM tersebut belum berjalan maksimal,kenapa?mengapa?ada apa?apa sebabnya? 

Pertanyaan ini pastinya sudah terjawab oleh para calon ketua umum DPD IMM SUMUT dalam kontestasi MUSYDA 15-17 Oktober mendatang,kami yakin akan hal itu. Semuanya dapat dilihat dari tema MUSYDA IMM kali ini "TEGAK MELANGKAH,REKONSTRUKSI GERAKAN MEMIMPIN PERUBAHAN"
Muncul pertanyaan lagi? Perubahan seperti apa?bagaimana?kenapa?mengapa?dan apa sebabnya? 

Kembali lagi,kami yakin bahwa para calon ketua umum DPD IMM SUMUT sudah paham betul akan hal itu.
Penulis berharap di MUSYDA kali ini,calon ketua umum DPD IMM SUMUT tidak hanya mengandalkan the power of people,the power of toke,tapi juga the power of benevolent yaitu pemimpin yang murah hati, penyabar, penuh kasih sayang, pemaaf, mengedepankan nilai kemanusiaan dan keimanan.

Jika kita perhatikan,pemimpin yang efektif pada zaman ini tidak cukup hanya jadi pemimpin yang tegas,lugas dan garang,tetapi lebih efektif menjadi pemimpin yang benevolent,yang mengutamakan manusia sebagai fitrah-Nya.

Penulis juga berharap,ketua umum terpilih benar-benar dapat membawa perubahan,membawa pembaruan yang besar dan mendasar. 

Jadi ciri pemimpin yang diteladankannya adalah leading change. Dan perubahan yang dibuatnya adalah perubahan yang nyata,kalau kata orang medan gak bacot aja,kalau kata orang batu bara wak labu. Dalam artian kepemimpinan bukan proses saja,melainkan proses dan hasil. 

Yaitu pemimpin yang they who make things happen. Yaitu kepemimpinan yang memberikan proses yang baik dan hasil yang paripurna. Kalau kata ki Hajar Dewantara Ing Ngarso Sung Tulada,Ing Madya Mangun Karso,Tut Wuri Handayani.

Didepan sebagai tauladan,Ditengah sebagai pembentuk,pemerhati dan pemelihara. Dibelakang memberikan dorongan dan kekuatan.

Kalimat dari Ki Hajar Dewantara ini dapat diartikan,apabila seorang pemimpin mampu berperan sebagai panutan yang pantas di contoh,mampu menciptakan keseimbangan antara kepentingan organisasi dan kepentingan pribadi,serta mampu menjadi pendidik,pembimbing dan sumber inspirasi organisasinya secara konsisten,maka dia akan mampu menjadi titik pusat keseimbangan.
Sekian.

Pemimpin yang membuat orang-orang yang dipimpinnya bangga dipimpin oleh pemimpin tersebut. Kebanggaan menciptakan kecintaan dan keyakinan)

Nb : kalau udah jadi komisaris,Jangan lupa Timses.

Daftar Pustaka Noor Chozin Agham. 1997. Melacak Kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Jakarta : Penerbit Pers Perkasa.

Moeljono.2009. More About Beyond Leadership. Jakarta : Penerbit PT Elex Media Komputindo.

Penulis : Agus Salim
Demisioner ketua umum IMM Fisip UMSU
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Musyda IMM Sumut, Antara Harapan Dan Perubahan

Trending Now

Iklan