BREAKING NEWS

Misa Kudus Pertama di Situs Megalitikum Gunung Padang Diterangi Purnama Sakral


Cianjur, Wartapembaruan.co.id
- Malam itu, Minggu (10/8), langit Cianjur diselimuti awan mendung. Udara pegunungan terasa dingin, dan cahaya remang bulan nyaris tak terlihat. Di puncak bukit berundak yang menyimpan rahasia ribuan tahun, hanya desir angin dan nyanyian serangga malam yang terdengar.

Teras Lima Gunung Padang malam itu menjadi saksi sejarah. Untuk pertama kalinya, seorang pastor memimpin Misa Ekaristi Kudus di situs megalitikum terbesar di dunia ini. Adalah Romo Yos Bintoro, Pr, yang duduk bersila di atas batu megalitik, wajahnya diterpa hawa sejuk malam. Di sisi kirinya duduk Kolonel Laut (KH) Pundjung Manoe dari Keuskupan TNI-Polri dan di sisi kanan duduk Nanang Sukmana, juru pelihara Gunung Padang, yang setia mendampingi sepanjang misa.

Umat yang hadir tidak banyak, hanya sejumlah orang pilihan, membentuk lingkar doa di tengah situs yang dipercaya sebagai pusat spiritual leluhur Nusantara. Aroma tanah basah bercampur hembusan angin, seolah menyampaikan pesan dari masa silam. Batu-batu berundak berdiri membisu, namun terasa hidup, seperti ikut mendengarkan setiap lantunan doa.

Saat puncak konsekrasi tiba, sebuah peristiwa alam yang menakjubkan terjadi. Awan mendung yang menutupi langit perlahan tersingkap, seakan memberi jalan. Bulan purnama muncul utuh, memancarkan sinar kuning keemasan, dengan lingkaran cahaya corona yang melingkupinya. Sinar itu jatuh tepat di altar sederhana misa, membungkus perayaan Ekaristi dalam cahaya yang hangat sekaligus sakral.


Dalam homilinya, Romo Yos memohon perlindungan Tuhan bagi bangsa Indonesia. Ia mendoakan arwah para leluhur dan pahlawan, mengenang pengorbanan mereka jelang HUT ke-80 Republik Indonesia. "Dari tempat yang memeluk sejarah ini, kita titipkan doa untuk tanah air agar tetap kokoh di tengah gelombang zaman," ucapnya, suaranya mengalun lembut di antara teras-teras batu kuno.

Bagi Nanang Sukmana, malam itu bukan sekadar ibadah, melainkan tonggak bersejarah. "Sepanjang saya menjaga tempat ini, belum pernah ada pastor yang memimpin misa di sini. Malam ini bukan hanya bersejarah, tapi juga membawa suasana damai yang berbeda," ujarnya. Ketika misa usai, umat perlahan berjalan turun, meninggalkan situs dalam kesunyian. Gunung Padang kembali diam, namun cahaya purnama malam itu, yang datang di saat paling sakral, akan selalu menjadi kenangan yang hidup di hati mereka yang hadir.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image