Iklan

Rembuk Stunting Aksi Ke-III Di Pakpak Bharat,Wabup Harapkan Semua Pihak Bersinergi Dalam Upaya Percepatan Penurunan Dan Pencegahan Stunting

warta pembaruan
28 Mei 2024 | 5:29 PM WIB Last Updated 2024-05-28T10:29:57Z


Pakpak Bharat, Wartapembaruan.co.id
- Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Pakpak Bharat selaku Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting Kabupaten Pakpak Bharat mengungkapkan, stunting disebabkan oleh faktor multidimensi antara lain pola asuh yang kurang optimal, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi serta kurangnya asupan gizi mulai dari 1000 hari pertama kehidupan untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas dan berprestasi.

"Oleh karenanya, tantangan ini tentunya harus kita tangani secara baik, terukur, terarah dan akuntabel, melalui kerja nyata, kerja tuntas, kerja cerdas dan kerja berkualitas, agar kita tetap bisa membangun generasi masa depan, menjadi generasi yang unggul, berdaya saing, dan berkualitas," demikian dijelaskan oleh Wakil Bupati saat membuka Rembuk Stunting Aksi ke-3 Tingkat Kabupaten Pakpak Bharat hari ini di Aula bale Sada Arih, Selasa (28/5).

Terkait angka prevelensi stunting maaih tinggi, wabup juga berharap mulai tingkat desa hingga tingkat kabupaten dan peran opd serta semua pihak bersinergi dan bersatu dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting di Pakpak Bharat.

"Angka prevalensi stunting masih tinggi, perlu segera kita atasi bersama secara terintegrasi mulai tingkat Kabupaten hingga tingkat desa dan saya berharap adanya peran aktif para Pimpinan OPD, Instansi Vertikal, Organisasi Masyarakat serta pihak-pihak swasta, bersinergi dan bersatu dalam upaya percepatan penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Pakpak Bharat," ajak dia kemudian.

Kabupaten Pakpak Bharat ditetapkan sebagai salah satu Kabupaten  lokus stunting di Indonesia sejak tahun 2019. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting Kabupaten Pakpak Bharat sebesar 30,8%. Pada tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) turun menjadi 28,9%, namun angka ini masih sangat tinggi jika dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO) yaitu 20%.

Dalam kegiatan ini, wakil bupati memaparkan hasil pelaksanaan Aksi 1 dan 2 dalam rangka Rembuk Stunting Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2024. dikesempatn ini pula,wakil bupati mengajak segenap hadirin dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya penanganan stunting di Kabupaten Pakpak Bharat untuk menanda tangani komitmen bersama dalam upaya kegiatan rembuk stunting Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2024.(Sibanu)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Rembuk Stunting Aksi Ke-III Di Pakpak Bharat,Wabup Harapkan Semua Pihak Bersinergi Dalam Upaya Percepatan Penurunan Dan Pencegahan Stunting

Trending Now

Iklan