Bukit Krapyak, Mojokerto: Misteri, Karomah, dan Jejak Prabu Brawijaya
Mojokerto, Waetapembaruan.co.id – Di balik keindahan alam Bukit Krapyak, Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, tersimpan kekuatan spiritual yang telah menjadi magnet ziarah dan penelitian sejarah. Lokasi ini dipercaya menyimpan jejak Raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya V, serta keberadaan makam keramat Sunan Pangkat yang menjadi tujuan peziarah dari berbagai penjuru Nusantara.
Bukit yang terletak di jalur hutan lindung kaki Gunung Belirang ini tidak hanya memikat karena suasana sejuk dan tenangnya, tetapi juga karena aura mistis yang menyelimuti kawasan makam. Sunan Pangkat, yang dikenal pula dengan nama asli Ki Danu Rajo, diyakini sebagai salah satu wali Allah. Banyak yang datang untuk ngalap berkah, terutama memohon pangkat dan derajat, sehingga nama "Pangkat" pun melekat erat pada beliau.
Dalam kunjungan khusus Sabtu (12/7/2025), Tim Napak Tilas Sirnah Gali mengadakan penelusuran spiritual dan budaya di lokasi tersebut. Ketua tim, Didik Djatmiko, menyampaikan bahwa Bukit Krapyak adalah bagian dari warisan budaya dan spiritual yang perlu dijaga dan diangkat ke permukaan publik secara luas.
"Makam Sunan Pangkat bukan hanya tempat ziarah, tapi juga simpul sejarah yang menghubungkan spiritualitas lokal dengan jejak besar kerajaan Majapahit. Kita membawa nama besar media seperti radarterkini.id, askara.co, dan wartapembaruan.co.id untuk mengangkat kekayaan warisan ini ke tingkat nasional," ujar Didik Djatmiko.
Lebih lanjut, Didik menambahkan bahwa kawasan sekitar juga menawarkan wisata alam berupa campground yang ramai dikunjungi anak-anak muda. Kombinasi wisata spiritual dan alam menjadikan Bukit Krapyak sebagai destinasi ideal untuk wisata jiwa dan raga.
“Kami ingin mengenalkan kepada generasi muda bahwa tempat-tempat seperti ini menyimpan pelajaran spiritual, sejarah, dan kearifan lokal yang sangat berharga,” tambah Didik.
Dengan dukungan media arus utama, publikasi kisah-kisah keramat seperti di Bukit Krapyak ini diharapkan mampu membuka mata publik tentang pentingnya merawat jejak sejarah dan spiritualitas leluhur di tengah derasnya arus modernitas.
