BREAKING NEWS

Kunjungi Svargabumi di Magelang, 200-an Alumni SMANSA 82 Makassar Nikmati Keindahan Obyek Wisata di Hamparan Sawah


MAGELANG, Wartapembaruan.co.id
- Di hari ke-2 berada di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (5/9/2025) pagi rombongan alumni angkatan 82 SMA Negeri 1 (SMANSA) Makassar kembali melakukan kunjungan ke sejumlah destinasi wisata. Kali ini, giliran Svargabumi, obyek wisata berlokasi di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah yang pertama kali diserbu gerombolan lansia tersebut.

Dipimpin langsung Ketua Harian Ikatan Alumni (IKA) SMANSA 82, Rahman Djamil bersama Sekretaris Umum, Supriadi Rahman, Ketua Panitia Pemberangkatan, Syarifuddin Kulawu dan Owner One Destinasi Travel, Revyzah, sebanyak kurang lebih 200-an alumni SMANSA 82 yang datang dari Makassar dan berbagai Kota di Indonesia menyaksikan keindahan sarana wisata alam persawahan dengan Spot Insragramable.

Berjalan kaki mengitari area lokasi wisata tengah sawah ini, rombongan melihat langsung bagaimana sejumlah petani bekerja menggarap sawahnya dan menanam padi serta memberikan perawatan secara berkala agar tumbuh subur hingga masa panen nanti. Sambil menapaki jalan yang terbuat dari papan kayu, mereka juga tak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk berswafoto di sekitar 22 spot selfi yang modern.

Selain berswafoto secara perorangan, berkelompok sesuai kelasnya di bangku SMA Negeri 1 Makassar hingga seluruh alumni berkumpul di sebuah spot foto bertuliskan Svargabumi dan membentangkan spanduk SMANSA 82, sebagian lagi yang gemar menyanyi mengisi waktu mereka dengan mengumandangkan suara merdunya pada fasilitas karaoke yang tersedia. Bahkan yang paling diminati adalah spot foto berupa kayu berukir dengan latar belakang Candi Borobudur dan Bukit Menoreh yang terlihat jelas di kejauhan.

Usai memuaskan diri menikmati keindahan alam obyek wisata yang berwujud sawah estetik, rombongan alumni SMANSA 82 melanjutkan perjalanan ke salah satu masjid besar dan yang tak jauh dari Svargabumi kemudian beristirahat makan siang di sebuah rumah makan menikmati beragam menu masakan khas Jawa Tengah sambil dihibur alunan musik gamelan.

Svargabumi: Keindahan Sawah dan Borobudur yang Memesona

Svargabumi, destinasi wisata yang kini tengah viral, menawarkan keindahan bagai serpihan surga yang jatuh ke bumi. Berlokasi di Desa Ngaran dan Gopalan, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, tempat ini hanya berjarak sekitar lima menit dari Candi Borobudur. 

Sejak dibuka pada 8 Agustus 2020, tempat ini telah menarik ribuan pengunjung. Mereka datang untuk menikmati panorama hamparan sawah hijau sambil berfoto ria dengan latar belakang Puncak Candi Borobudur yang tampak gagah dari kejauhan.

Destinasi ini dirancang dengan konsep ramah lingkungan, menggabungkan unsur alam, pertanian, ekologi, UMKM, dan pemberdayaan masyarakat. Alih-alih merusak lingkungan, Svargabumi menjadi contoh industri ekonomi kreatif yang luar biasa. 


Ide pembangunan Svargabumi muncul dari potensi besar Borobudur yang belum sepenuhnya digali. Selama ini, wisatawan cenderung hanya berfokus pada Candi Borobudur. Maka, dikembangkanlah wisata alternatif ini untuk memberikan pengalaman yang berbeda.

Sebelum dibangun, pihak pengelola melakukan riset mendalam selama setahun. Mereka menemukan hamparan sawah tadah hujan yang kurang produktif di Desa Ngaran dan Gopalan. Lokasi yang strategis, di pinggir jalan utama, serta pemandangan yang indah menjadikannya pilihan sempurna. 

Nama 'Svargabumi' pun dipilih karena tempat ini memang terasa seperti surga, sebuah keindahan alami ciptaan Tuhan. Tempat ini menjadi bukti bahwa Borobudur adalah mutiara terpendam yang layak untuk dieksplorasi lebih dalam.

Pembangunan Svargabumi bukanlah tanpa tantangan. Salah satu yang terbesar adalah meyakinkan masyarakat setempat. Pengelola harus melakukan pendekatan 'kulonuwun' kepada pemilik lahan, petani, perangkat desa, dan tokoh masyarakat. 

Mereka harus menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya untuk wisata, tetapi juga untuk melestarikan alam dan memberdayakan warga. Pendekatan ini berhasil, dan semua pihak sepakat karena pemilik lahan tetap bisa memanen hasil, petani tetap bekerja, bahkan lahan mereka disewa. Dengan demikian, semua pihak diuntungkan.

Tantangan lainnya adalah soal pengairan. Karena merupakan sawah tadah hujan, ketersediaan air harus selalu dijaga. Pengelola mengatur pola tanam secara bergantian dan berkesinambungan. Ketika satu petak sawah dipanen, petak lain ditanami, sehingga sawah selalu hijau dan terjaga keindahannya.

Di area seluas 4 hektare (3 hektare sawah dan 1 hektare parkir), pengelola membangun sekitar 22 spot foto modern yang unik. Wisatawan bisa berkeliling tanpa menginjak sawah, karena sudah disediakan jalan kayu. Selain berswafoto, pengunjung juga dapat menyaksikan langsung aktivitas petani yang sedang menggarap sawah. Pengalaman ini memberikan nilai edukasi tentang kerja keras petani yang saat ini semakin jarang terlihat.

Pihak pengelola juga berkomitmen memberdayakan masyarakat. Sekitar 60-70% tenaga kerja berasal dari Borobudur, dan sisanya dari wilayah sekitar. Selain itu, warga juga difasilitasi dengan kios gratis untuk berjualan. Pemuda desa bahkan diberi kesempatan mengelola toilet dengan standar yang telah ditentukan. Semua pendapatan dari pengelolaan toilet sepenuhnya untuk mereka. Ini menunjukkan niat tulus pengelola untuk memberikan dampak positif yang nyata bagi warga setempat. (*)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image