Bekasi, Wartapembaruan.co.id -- Perayaan Kamis Putih sebagai salah satu hari terpenting dalam kalender Gereja Katolik diperingati umat Katolik Santo Albertus, Harapan Indah Bekasi. Bagi umat Katolik, Kamis Putih adalah momen untuk memperingati atau mengenang perjamuan malam terakhir Yesus dengan kedua belas murid-Nya, sebelum Ia ditangkap dan disalibkan.
Kamis Putih merupakan salah satu rangkaian dalam Pekan Suci yang menjadi masa khusus bagi umat Katolik untuk mengenangkan dan merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus.
Dalam kotbahnya, Pator Stevanus Harry Yudanto mengungkapakan rasa
senangnya karena umat banyak yang hadir hingga memenuhi gedung serba guna yang terletak di belakanng gereja.
"Ini merupakan perayaan perdana bagi saya dalam perayaan hari Tri Suci di masa pandemi," ungkap Romo Harry, Kamis, (14/4).
Ditambahkannya, ketika merayakan misa perjamuan terakhir ada tata cara yang harus dilaksanakan, yaitu pembasuhan kaki seperti yang pernah dilakukan oleh Yesus Kristus.
Romo Harry menunjukan kaki gambar kaki Madam Bunda Teresa yang dengan kedua kakinya telah mengunjungi kaum papa dan sakit untuk memberika pelayanan yang luar biasa kepada sodara-saudara yang membutuhkan.
"Pada tahun 2014 Paus Fransiskus melakukan ritual dengan membasuh 12 orang tua dan penyandang disabilitas di Yayasan Don Carlo Gnochhi, Roma, Italia. Hal ini menunjukan pula rasa kasih dan perhatian," kata Romo Stevanus Harry.
Ketika membasuh kaki, lanjutnya, imam menanggalkan stola sebagai bentuk merendahkan diri dan mau melayani. Semangat rendah hati dan melayani dilakukan oleh Yesus ketika melayani murid-murid hingga Dia mengorbankan dirinya di kayu salib.
"Dalam perayaan Perjamuan Terakhir Yesus mengatakan inilah tubuhku dan inilah darahku yang Kutumpahkan bagimu, lakukanlah ini untuk mengenang Aku. Ini adalah bentuk rasa cinta dan rasa kasihnya kepada kita semua," ujar Romo Harry.
Dalam kotbahnya, Pator Stevanus Harry Yudanto mengungkapakan rasa
senangnya karena umat banyak yang hadir hingga memenuhi gedung serba guna yang terletak di belakanng gereja.
"Ini merupakan perayaan perdana bagi saya dalam perayaan hari Tri Suci di masa pandemi," ungkap Romo Harry, Kamis, (14/4).
Ditambahkannya, ketika merayakan misa perjamuan terakhir ada tata cara yang harus dilaksanakan, yaitu pembasuhan kaki seperti yang pernah dilakukan oleh Yesus Kristus.
Romo Harry menunjukan kaki gambar kaki Madam Bunda Teresa yang dengan kedua kakinya telah mengunjungi kaum papa dan sakit untuk memberika pelayanan yang luar biasa kepada sodara-saudara yang membutuhkan.
"Pada tahun 2014 Paus Fransiskus melakukan ritual dengan membasuh 12 orang tua dan penyandang disabilitas di Yayasan Don Carlo Gnochhi, Roma, Italia. Hal ini menunjukan pula rasa kasih dan perhatian," kata Romo Stevanus Harry.
Ketika membasuh kaki, lanjutnya, imam menanggalkan stola sebagai bentuk merendahkan diri dan mau melayani. Semangat rendah hati dan melayani dilakukan oleh Yesus ketika melayani murid-murid hingga Dia mengorbankan dirinya di kayu salib.
"Dalam perayaan Perjamuan Terakhir Yesus mengatakan inilah tubuhku dan inilah darahku yang Kutumpahkan bagimu, lakukanlah ini untuk mengenang Aku. Ini adalah bentuk rasa cinta dan rasa kasihnya kepada kita semua," ujar Romo Harry.
