Jakarta, Wartapembaruan.co.id - Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menerima kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, beserta jajaran di Cikeas Art Gallery, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, SBY memaparkan kiprahnya di dunia seni yang telah ia geluti selama empat tahun terakhir. Sejak mulai melukis pada 2 Mei 2021, SBY telah menghasilkan lebih dari 350 karya lukisan. Sebagian besar karyanya kini berada di Museum dan Galeri SBYANI* di Pacitan, sementara sebagian lainnya dipajang di Cikeas Art Gallery yang disebutnya sebagai “mini galeri”.
“Tempat ini saya sebut sebagai mini galeri, sedangkan yang utama ada di Pacitan, yang juga merupakan museum kepresidenan pertama di Asia. Dari sekitar 350 lukisan, 200 di antaranya berada di Pacitan, sisanya di sini,” jelas SBY saat mendampingi rombongan Kemenparekraf berkeliling galeri.
SBY menjelaskan bahwa pada awalnya ia banyak melukis lanskap seperti laut, pantai, dan pegunungan. Namun, seiring waktu, ia mulai mengeksplorasi tema lain seperti binatang, rumah pedesaan, bangunan artistik, hingga gaya abstrak dan semi-abstrak.
Salah satu lukisan monumental yang dipamerkan berjudul “The Day God Tests Our Faith and Courage” yang menggambarkan peristiwa tsunami Aceh. Lukisan berukuran 310 cm x 140 cm tersebut diselesaikan dalam waktu 15 jam.
“Judul lukisan ini bermakna sebuah haru ketika Tuhan menguji keimanan dan keberanian kita untuk bangkit kembali,” ujar SBY.
SBY juga membagikan teknik yang digunakannya dalam melukis, dari penggunaan cat akrilik, cat minyak, pisau palet, hingga finger painting.
Peluncuran Karya Seni 2025
SBY mengumumkan sejumlah agenda seni yang akan digelar sepanjang 2025. Pada Agustus, ia akan mengadakan kegiatan Art Movement, yakni melukis bersama seniman dari berbagai institusi seni ternama seperti ISI Yogyakarta, ISI Solo, ITB, dan IKJ dengan tema “Indonesia: A Country of Peace and Hope”.
Masih di bulan yang sama, SBY juga akan meluncurkan single album musik bertajuk “Save Our World” — versi internasional dari lagu ciptaannya “Untuk Bumi Kita”. Lagu ini akan dibawakan oleh 35 penyanyi lintas generasi, termasuk mendiang Titiek Puspa, Vina Panduwinata, Yuni Shara, hingga penyanyi cilik berusia tujuh tahun.
Pada September 2025, SBY juga akan menggelar Pameran Lukis Tunggal yang menampilkan 100 karya pilihannya.
Tak hanya di bidang seni rupa dan musik, SBY juga aktif menulis. Ia saat ini tengah menyelesaikan edisi ketiga buku kumpulan puisi serta sebuah novel fiksi bergenre suspense.
Dorongan untuk Ekonomi Kreatif
Di akhir pertemuan, SBY menekankan pentingnya sektor ekonomi kreatif sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi nasional. Ia mengingatkan bahwa pada masa pemerintahannya, nomenklatur ekonomi kreatif telah dirumuskan sejak 2011.
“Saya percaya bahwa ekonomi nasional tidak hanya bertumpu pada sektor agraria dan industri padat modal. Kita hanya perlu menyatukan seni dan teknologi, karena Indonesia kaya akan budaya dan kreativitas,” tuturnya.
Menteri Teuku Riefky Harsya menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dan inspirasi dari SBY. Ia menegaskan bahwa peran seniman sangat penting dalam membangkitkan industri kreatif nasional.
“Pesan Pak SBY tadi menguatkan semangat kami untuk memastikan para seniman Indonesia dapat berkarya lebih berkualitas dan hidup lebih sejahtera, terutama di era digital saat ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di sektor ekonomi kreatif. “Kemenparekraf mendorong seluruh pelaku kreatif untuk mendaftarkan HKI mereka, bukan hanya demi komersialisasi, tapi juga perlindungan hukum atas karya yang dihasilkan.”
Kunjungan ini turut dihadiri Wakil Menteri Ekraf Irene Umar, serta sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenparekraf.