BREAKING NEWS

Refleksi Perjalanan PWI, Untuk Kongres Persatuan

 


Oleh: Hengki Lumban Toruan, S.Kom (Anggota Muda PWI)

Wartapembaruan.co.id -- Kongres Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang sebentar lagi digelar dan akan menjadi agenda momentum penting untuk merefleksikan perjalanan panjang PWI sebagai rumah besar insan pers sekaligus menentukan arah masa depan organisasi yang sudah berusia puluhan tahun ini.

Dalam lintasan sejarahnya, PWI tidak hanya hadir sebagai wadah kebersamaan para jurnalis, tetapi juga memiliki peran strategis dalam menjaga marwah profesi wartawan, memperjuangkan kebebasan pers, serta menjadi bagian dari perjalanan bangsa.

Namun, di tengah derasnya arus perubahan zaman, PWI dituntut untuk semakin memperkuat fondasi, menegaskan identitas, dan memastikan dirinya tetap relevan di mata anggotanya maupun publik.

Oleh karena itu, pemimpin yang akan terpilih dalam kongres mendatang setidaknya harus memenuhi tiga poin utama berikut:

1. Netral dan Mampu Mengembalikan Marwah PWI

Netralitas adalah kunci untuk menjaga kepercayaan. Seorang ketua umum PWI tidak boleh terjebak dalam tarik-menarik kepentingan politik maupun kelompok tertentu. Pemimpin yang netral akan mampu menjadi penengah, penyelesai masalah, sekaligus pengayom bagi seluruh anggota tanpa diskriminasi. Dengan sikap itu, marwah PWI sebagai organisasi profesi yang bermartabat dapat kembali ditegakkan.

2. Menjaga Independensi Organisasi

Independensi adalah pondasi organisasi jurnalis. PWI harus tetap bebas dari intervensi, baik dari kekuatan politik maupun kepentingan ekonomi yang berpotensi menggerus idealisme pers. Jika independensi ini luntur, maka keputusan dan sikap organisasi tidak lagi berpihak pada kepentingan anggota, melainkan kepada kepentingan segelintir pihak. Karena itu, ketua umum mendatang wajib memastikan bahwa PWI tetap berdiri kokoh sebagai organisasi yang merdeka, hanya tunduk pada kepentingan profesi dan kebenaran jurnalistik.

3. Menjadi Jembatan terhadap Pemerintah

Meski independen, bukan berarti PWI harus menjauh dari pemerintah. Sebaliknya, organisasi ini perlu membangun komunikasi yang sehat dan konstruktif. Ketua umum terpilih diharapkan mampu menjadi jembatan yang menghubungkan kepentingan insan pers dengan pemerintah, menjalin sinergi positif, namun tetap menjaga prinsip kebebasan pers. Dengan cara itu, PWI dapat memperjuangkan kesejahteraan anggotanya sekaligus memastikan ekosistem pers nasional tetap sehat dan demokratis.

Momentum Menentukan Arah Baru

Kongres PWI mendatang seharusnya menjadi titik balik untuk memilih sosok pemimpin yang memiliki integritas, visi jelas, serta komitmen kuat terhadap nilai-nilai jurnalistik. Pemimpin yang tidak hanya mampu merangkul seluruh anggota, tetapi juga dapat membawa PWI lebih adaptif menghadapi tantangan era digital, sekaligus menjaga roh perjuangan PWI sejak awal berdirinya.

Sebagai anggota muda PWI, saya memandang bahwa PWI tidak boleh terjebak pada kepentingan sesaat. Kongres kali ini bukan hanya tentang siapa yang akan menjadi ketua umum, tetapi tentang bagaimana PWI kembali meneguhkan jati dirinya sebagai garda terdepan kebebasan pers dan rumah yang nyaman bagi semua jurnalis.

Refleksi perjalanan ini hendaknya membuka mata kita semua: masa depan PWI ditentukan oleh pilihan kita hari ini. Karena itu, mari bersama menjaga PWI tetap bersatu, bermartabat, dan relevan bagi bangsa.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image