Krisis Solar di Riau: Sopir Truk Lintas Sumatera Terlunta, SPBU Diduga Layani Penyelewengan BBM Subsidi
Riau, WartaPembaruan.co.id — Nasib para sopir truk lintas Timur Sumatera semakin memprihatinkan. Banyak dari mereka terpaksa menunda perjalanan karena kehabisan bahan bakar solar, akibat antrean panjang di SPBU yang kerap tidak kunjung mendapatkan jatah BBM bersubsidi.
Salah satu lokasi yang menjadi sorotan adalah SPBU di Selensen, Riau. Berdasarkan pantauan langsung tim Warta Pembaruan, SPBU tersebut diduga secara terang-terangan menyalurkan solar subsidi kepada warga sekitar menggunakan jerigen.
Tak hanya itu, ditemukan pula praktik manipulasi pembelian BBM oleh sejumlah kendaraan pribadi jenis L300 yang telah dimodifikasi khusus dengan pompa penyedot dari tangki mobil. Modifikasi ini memungkinkan mereka mengisi solar berulang kali menggunakan barcode berbeda, seolah-olah kendaraan yang berbeda pula.
Seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, praktik semacam ini sudah menjadi rahasia umum di sepanjang jalur lintas Riau.
“Bang, itu sudah biasa. Ada tangkapan-tangkapan, tapi ya bisa ‘lapangan aman’,” ujarnya bernada sinis.
Kondisi ini menimbulkan dilema bagi para sopir truk lintas Sumatera yang bergantung pada solar untuk melanjutkan perjalanan mereka. Banyak di antara mereka harus membeli solar eceran dengan harga jauh di atas ketentuan agar bisa mencapai SPBU berikutnya itupun tak selalu berhasil.
“Ada yang dua hari antre, tapi tetap nggak kebagian. Kadang solar sudah habis duluan diborong para pengepul,” ujar seorang sopir truk kepada media ini.
Lebih ironis lagi, ketegangan di lapangan sering berujung kekerasan. Salah seorang sopir truk mengaku pernah dipukuli setelah menegur sopir L300 yang mengisi solar dalam jumlah tidak wajar — mencapai 200 liter, padahal kapasitas tangkinya kecil.
Para sopir kini menjerit minta perhatian pemerintah dan aparat penegak hukum, terutama Polda Riau, agar menindak tegas praktik ilegal ini.
“Kami para pemerhati rakyat kecil mendesak pemerintah dan kepolisian bertindak cepat. Ini jelas pelanggaran hukum dan penyalahgunaan BBM subsidi,” tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.
Krisis solar di jalur lintas Timur Sumatera bukan hanya menghambat roda ekonomi, tapi juga menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap distribusi BBM bersubsidi. Jika dibiarkan, para sopir truk tulang punggung logistik nasional akan terus menjadi korban permainan “mafia solar” di daerah.
(Laporan: MMSL / Tim Warta Pembaruan)
