Iklan

Tragedi Stadion Kanjuruan Memakan Korban Jiwa, Pengamat Olahraga Sumut Meminta Pertanggungjawaban Pihak Terkait

warta pembaruan
04 Oktober 2022 | 1:12 PM WIB Last Updated 2022-10-05T15:05:00Z

Pengamat Olahraga Hengki Gunawan Sianipar, S.Pd menyampaikan turut berduka cita atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Medan, Wartapembaruan.co.id -- Kericuhan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, diduga Aremania tidak terima setelah klub Arema FC yang punya julukan Singo Edan itu dikalahkan oleh Persebaya yang dijuluki Bajul Ijo, dikandang sendiri dengan skor 2-3.

Fakta ini membuat Aremania marah dan tersulut emosi. Mereka berniat turun dan menyerang para pemain dan Official Arema FC. Polisi berupaya mengahalau dengan gas air mata dan mengarahkannya ke pagar pembatas, agar mereka tak masuk.

Kondisi ini membuat para suporter itu panik, banyak Aremania yang memilih bertahan di tribun stadion dengan kondisi memprihatinkan. Mereka diduga terinjak-injak akibat kepanikan itu.

Berbagai pihak telah menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas tragedi yang merenggut nyawa ini, tidak sedikit yang mempertanyakan penggunaan gas air mata di dalam stadion. 

Salah satu perwakilan Aremania Dadang Indarto mengatakan dari temuan awal yang dimiliki organisasinya, jumlah korban meninggal dunia tragedi Stadion Kanjuruhan bisa lebih dari 200 orang.

"Kalau data yang dikeluarkan pemerintah sekarang 125 korban meninggal dunia, kami memperkirakan itu lebih. Kalau mejurut perkiraan kami di atas 200," kata Dadang di Malang, Senin (3 Oktober 2022).

Pengamat Olahraga, Hengki Gunawan Sianipar, S.Pd menyampaikan ucapan turut berduka cita dan sangat prihatin atas tragedi di Stadion Kanjuruhan 1 Oktober kemarin.

"Turut berduka cita dan prihatin atas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang dalam lanjutan Liga 1 kemarin. Sepak bola seharusnya jadi hiburan bagi masyarakat, bukan pula dijadikan ajang ribut-ributan. Kita juga minta pihak-pihak terkait harus bertanggungjawab penuh atas insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. Kita dukung tim independen pencari fakta yang diketuai oleh Menkopolhukam, ya kita harapkan tragedi seperti ini jangan pernah terulang lagi." Demikian tuturnya ketika dimintai keterangan di Bimbel Dinasbel Medan, Senin,( 3 Oktober 2022).

Hengki yang juga merupakan pelatih renang di Sumatera Utara sekaligus Pengajar di Bimbel Khusus Kedinasan Dinasbel Kota Medan ini turut mempertanyakan penggunaan gas air mata di dalam stadion, yang menyebabkan ratusan nyawa melayang.

Menurut statuta FIFA, terkait pengamanan dan keamanan stadion (FIFA Stadium Safety dan Security Regulations), penggunaan gas air mata nyatanya tidak diperbolehkan. Lebih tepatnya tertulis di pasal 19 b soal pengaman di pinggir lapangan.

Dari penjelasan tersebut jelas terlihat bahwa dengan tegas adanya larangan penggunaan gas air mata dalam melerai kericuhan di dalam stadion. Demikian paparnya.



Jutaan pecinta sepak bola nasional berharap tidak terjadi sanksi berat terhadap Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) akibat insiden ini.

Hengki mengingatkan terhadap berbagai pihak agar bertanggungjawab penuh atas insiden yang menyita perhatian dunia internasional ini. Ini demi citra sepak bola Indonesia yang mulai membaik, jangan sampai merugikan persepakbolaan nasional. Demikian tutupnya.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Tragedi Stadion Kanjuruan Memakan Korban Jiwa, Pengamat Olahraga Sumut Meminta Pertanggungjawaban Pihak Terkait

Trending Now

Iklan