MAKASSAR. 𝙒𝙖𝙧𝙩𝙖𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙧𝙪𝙖𝙣.𝙘𝙤.𝙞𝙙 -- Pendidikan dan latihan (diklat) jurnalistik yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kota Makassar, Jumat-Sabtu (22-23 September 2023) bakal dilanjutkan dengan kegiatan serupa untuk level 2. Hal ini melihat antusias peserta yang tidak berkurang hingga pada acara penutupan, Sabtu (23/9/2023) di Kantor Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PSI Jl. Pangeran Diponegoro No.138 Makassar.
“Tolong digagas lagi kegiatan level 2, di samping juga mempersiapkan level 1 berikutnya yang dilaksanakan secara gratis,” kata Ketua DPD PSI Kota Makassar Israel Rante Lebang (IRL), saat menutup Pendidikan dan Pelatihan Jurnalistik PSI yang digagas Ketua Bidang Media DPD PSI Makassar James Wehantouw tersebut.
IRL menyebutkan, kegiatan pendidikan ini bukan hanya ajang untuk melihat kerja-kerja para jurnalis, melainkan juga para peserta memperoleh ilmu yang diberikan oleh mereka. Dia mengapresiasi hasil penilaian tugas para peserta terbaik yang terpilih berdasarkan kesalahan yang minimal. Ini penting, kalau setiap hari kita mampu meminimalisasi kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Ketua DPD PSI Kota Makassar tersebut mengakui, pendidikan pada tahap I ini semula dibatasi 25 peserta, mengingat tempat yang sangat terbatas. Kita kemudian membuka secara luas tanpa membatasi, hingga mencapai sekitar 60 peserta.
“Kita tidak boleh membatasi orang untuk memperoleh banyak ilmu,” ujar IRL yang didampingi Dr. H.M. Dahlan Abubakar, M.Hum, pemateri terakhir dan dua fasilitator M. Rusdi Embas, SE dan Arwan Dg. Awing, SE.
Dia mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan ini sesuai dengan tagline PSI, ‘Hadir Kerja Untuk Rakyat’. IRL pun mengharapkan peserta yang ikut pada level pertama ini tetap bersemangat mengikuti level atau tingkat berikutnya. Mendengar harapan IRL tersebut, para peserta yang bertahan hingga sore spontan dan serentak memberi respon positif dengan bertepuk tangan.
“Apalagi saya lihat sudah ada bakat. Kepada yang menjadi peserta terbaik tadi, tolong nomor telponnya, hadiahnya saya mau tambah,” ujar IRL yang disambut tepuk tangan peserta.
Menurut IRL, apa yang dilaksanakan PSI ini merupakan wujud kepedulian partai yang dipimpinnya ‘hadir untuk semua’. Teman-teman ini sebelum terpilih saja sudah berbuat untuk banyak orang, apatah lagi jika kelak terpilih tentu kegiatan seperti ini akan lebih ditingkatkan lagi.
“Saya menilai dalam dua hari kegiatan ini sangat berhasil, untuk itu saya memberi apresiasi atas kerja panitia,” kunci Israel Rante Lebang kemudian menutup kegiatan dua hari tersebut.
Introspeksi diri
Wartawan Utama yang juga Tokoh Pers versi Dewan Pers, M. Dahlan Abubakar, pada hari kedua membawakan materi teknik wawancara yang dilanjutkan dengan praktik wawancara. Ia mengatakan, wawancara merupakan salah satu aktivitas yang harus dilakukan wartawan untuk memperoleh informasi dan melakukan konfirmasi yang akan menjadi bahan baku pemberitaan.
“Oleh sebab itu, sebelum melakukan kegiatan wawancara, Anda harus memastikan diri dalam keadaan sehat. Jangan sampai Anda kurang sehat dan tiba-tiba pingsan saat melaksanakan wawancara. Itu akan menjadi malapetaka dan juga menjadi berita yang luar biasa. Wartawan pingsan ketika melakukan wawancara,” ujar Sekretaris PWI Sulsel periode 1988-1993 itu yang disambut gelak tertawa peserta.
Penulis 38 judul buku ini mengingatkan para peserta yang kebanyakan dari media daring, agar menaati Kode Etik Jurnalistik, terutama dalam pasal yang berkaitan dengan keberimbangan berita. Ketika seorang wartawan mengabaikan konfirmasi, berarti dia sudah terkena ‘offside’, melanggar Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Saya menduga, terjadinya tindakan kekerasan terhadap seorang oknum wartawan besar kemungkinan karena yang bersangkutan melakukan kesalahan,” katanya kemudian menambahkan, kalau ada pemberitaan seperti ini, wartawan penulis berita tidak pernah mengungkapkan alasan dan mengapa si oknum wartawan tersebut mendapat perlakuan kekerasan.
“Jadi, kita sebagai wartawan harus juga mengintrospeksi diri agar terhindar dari tindak kekerasan seperti ini,” kakek enam cucu itu menambahkan.
Ayah dua anak ini juga menjelaskan, ketika terjadi penembakan hingga tewas terhadap salah seorang pemimpin redaksi salah satu media daring di Sumatera Utara, dia langsung mencari di internet berita-berita dari media yang dipimpin sang pemred media daring itu. Dari lima berita kontrol yang dijadikan sampel secara acak, seluruhnya dimuat tanpa ada konfirmasi sama sekali. Dua di antara berita tersebut mengkritik oknum polisi. Bahkan satu di antaranya, media daring itu mendesak atasan pejabat tersebut agar memecat pejabat polisi tingkat Polres tersebut.
Mantan Kepala Humas Unhas selama 24 tahun itu menyebutkan, minat dan semangat para peserta selama penyajian materinya perlu diapresiasi. Ini terbukti dengan banyak peserta yang menyampaikan pertanyaan dan hendak mengetahui lika-liku pekerjaan seorang jurnalis.
“Wartawan itu bekerja meluruskan benang kusut,” salah seorang perempuan berkomentar tentang profesi wartawan.
Usai Dahlan menyajikan materi dilanjutkan dengan praktik wawancara dengan narasumber sejumlah calon legislatif (caleg) PSI yang kebetulan hadir. Setelah alokasi waktu wawancara dan penulisan berita hasil wawancara selama satu jam, pemateri dan dua fasilitator mengoreksi hasil pekerjaan mereka. Empat peserta terpilih sebagai peserta dengan kesalahan tugas penulisan hasil wawancara yang minimal. Mereka memperoleh bingkisan berupa kaos partai penyelenggara kegiatan.
Pada hari pertama kegiatan ini, tampil sebagai pemateri Ir. Suwardi Tahir, M.I.Kom Asesor Uji Kompetensi Dewan Pers dan Wakil Ketua PWI Sulsel dengan judul “Penulisan Berita”. Peserta pada hari pertama beranjangsana ke Kantor Redaksi Harian Tribun Timur hingga malam hari. (MDA)