Iklan

Hutan Adat Simeulue Jadi Ajang Bisnis Masyarakat Merasa Di Tipu Atas Pembayarannya

warta pembaruan
11 November 2023 | 10:26 AM WIB Last Updated 2023-11-11T03:29:16Z


Simeulue. Wartapembaruan.co.id
Masyarakat Desa Lauke Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue Mereka Merasa Kecewa Seakan-akan Mereka Merasa Di Tipu Atas Penjualan Tanah Adat Masyarakat Desa Lauke. 

Pada hari Jumat (10/11/2023) Beberapa Masyarakat Desa Lauke Ingin Menutup Kegiatan Yang sedang Berlangsung Pengolahan Hutan Adat yang di beli dari Masyarakat Desa Lauke.

Hutan Adat tersebut yang di bagi Rata Per KK Satu Hektar (1.Htr) Oleh Kepala Desa Lauke dengan harga Per Hektar kurang Lebih Rp 5.600.000. Per KK atau Satu Keluarga. Pada tanggal 12 Sep 2023 Aparat Desa Lauke Mengunjungi Seluruh KK atau Per Kepala Keluarga yang ada di Desa Lauke untuk Pengambilan Tanda Tangan Berbunyi ( SURAT KETERANGAN JUAL BELI TANAH ) berserta selembar surat yang berbunyi ( SURAT PERNYATAAN PENGUASAAN FISIK BIDANG TANAH * SPORADIK * ). 

Dengan harga Rp 5.650.000. setelah pengambilan tanda tangan setiap KK beberapa hari kemudian acara pembayaran yang aneh nya yang di tanda tangan Rp 5.650.000.Lunas. Tapi yang di terima oleh Masyarakat Desa Lauke Per KK atau satu keluarga sebesar Rp. 2.200.000. Masyarakat heran dengan biaya yang di terima sedangkan yang mereka tanda tangan sebesar Rp 5.650.000. lalu Masyarakat bertanya kepada Kepala Desa Selaku Pimpinan atau penanggung jawab dengan kegiatan Penjualan Hutan Adat tersebut. 


Kepala Desa dan Sekdes Desa Lauke Menjelaskan Kepada Masyarakat Sisa Pembayaran tersebut bahwa akan dilakukan dalam waktu dekat ini hitung Minggu .Tapi yang anehnya Masyarakat belum menerima lunas uang pembelian tanah adat tersebut. Pihak pembeli atau Nama di dalam surat jual beli Saudara T. FUADIL BAIHAQI Langsung berkerja menurunkan alat berat Beco kurang lebih Lima  Unit (5. Unit) Tutur Masyarakat yang tidak ingin di sebut namanya

Masyarakat Desa Lauke Merasa di Tipu akhirnya mereka berniat Ingin menutup aktivitas pengolahan kebun tersebut tetapi niat Masyarakat Desa Lauke Bocor atau sempat terdengar adanya gerakan tersebut Oleh Kepala Desa Lauke. Lalu pada hari Jumat tanggal (10/11/23) Inisial BD selaku Kepala Desa Lauke Menjelaskan Kepada Masyarakat Desa Lauke pada saat lepas Sholat Jumat Bahwa Kepala Desa Lauke Menjelaskan bahwa dirinya baru saja lepas bicara sama saudara T.Fuadil selaku pembeli lahan Hutan Adat Desa Lauke Sebanyak kurang lebih Tiga Ratus Hektar (300.H.) Bahwa Saudara T.Fuadil tersebut akan datang pada hari Senin ini Tiga hari kedepan tutur kades lepas sholat Jumat dini hari kepada Masyarakat Desa Lauke.

Masyarakat Desa Lauke Inisial JW dan AN Menerangkan kepada media (11/11/2023).Bahwa Uda uang kami merasa di tipu di tambah lagi kami kenak dampak dari pekerjaan tersebut seperti tanaman Padi saya terendam bibit padi saya hanyut dua goni sungguh sangat sedih yang kami rasakan turut inisial JW dan AN di sebabkan Pengaliran air yang di lakukan mereka para pekerja pengelolaan Hutan Adat tersebut tidak memikirkan dampak aliran air anak sungai yang membuat Sawah kami atau lahan pertanian padi kami terkenak imbasnya Padi kami banyak yang hanyut berserakan karena aliran air anak sungai tersebut meluap atau melimpah ke tempat Pertanian Sawah warga padahal selama ini kami tidak pernah merasakan luapan air besar semenjak adanya Kegiatan Perlombaan Hutan Adat tersebut kami merasa sangat kecewa . Harapan kami masyarakat yang kenak dapak atas olahan lahan tersebut semoga Pemerintah Kabupaten atau Anggota DPRK dan Juga Penegak Hukum supaya kami di perhatikan pungkasnya.


(RD)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Hutan Adat Simeulue Jadi Ajang Bisnis Masyarakat Merasa Di Tipu Atas Pembayarannya

Trending Now

Iklan