Iklan

Jejak Sejarah Mendur Bersaudara, Dukungan Pahlawan Nasional Makin Kuat

warta pembaruan
24 Mei 2025 | 2:26 PM WIB Last Updated 2025-05-24T07:26:55Z


Minahasa, Wartapembaruan.co.id
– Dukungan terhadap pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk tokoh pers nasional, Alex dan Frans Mendur, kian menguat. Kali ini datang dari kalangan tokoh masyarakat Kawangkoan Raya, Minahasa, Sulawesi Utara, yang menyatakan komitmen mendukung perjuangan tersebut.

Pernyataan dukungan itu mengemuka dalam diskusi terbatas bertajuk “Mendur Bersaudara, Pahlawan Nasional dari Kawangkoan” yang digelar di Cafe Glori-A House, Kelurahan Talikuran, Kecamatan Kawangkoan, pada Jumat (23/5/2025). Diskusi ini menghadirkan Judie Turambi, SH, seorang jurnalis sekaligus penulis sejarah perjuangan Alex dan Frans Mendur, sebagai narasumber utama.

“Orang Kawangkoan tidak hanya menjadi penonton sejarah, tapi bagian dari pelaku sejarah bangsa. Selain BW Lapian dan Ch. Ch. Taulu, ada Mendur bersaudara yang mengabadikan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,” ujar Judie yang juga dikenal sebagai penggagas pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi keduanya.

Menurut Judie, keberadaan foto-foto dokumentasi proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan bukti tak terbantahkan peran penting Mendur bersaudara dalam sejarah bangsa. Tanpa keberanian mereka mendokumentasikan peristiwa bersejarah itu, katanya, dunia mungkin meragukan momen penting kelahiran Indonesia.

“Kalau bukan karena Alex dan Frans Mendur, tidak ada satu pun bukti visual yang menunjukkan Proklamasi itu benar-benar terjadi. Ini bukan hanya soal jurnalisme, ini soal legitimasi sejarah kemerdekaan,” tegas Judie.

Ia mengungkapkan, proses administrasi pengusulan gelar Pahlawan Nasional bagi Mendur bersaudara telah mencapai sekitar 90 persen. Beberapa dokumen yang masih diperlukan antara lain rekomendasi dari pemerintah daerah dan pernyataan dukungan masyarakat.

Apresiasi dan Dukungan Politik

Dukungan penuh juga disampaikan berbagai tokoh yang hadir dalam diskusi. Stefen Supit, SH, Ventje Mawuntu, SE, dan Drs. Djonny Laloan menyatakan rasa bangga atas upaya Judie Turambi dalam menelusuri dan menulis sejarah Mendur bersaudara.

“Saya sangat mengapresiasi usaha ini. Ini bentuk nyata penghargaan terhadap putra daerah yang punya jasa besar untuk bangsa,” ujar Supit.

Anggota DPRD Minahasa, Drs. Dharma Patria Palar, turut memberikan dukungan politik atas inisiatif tersebut. “Sebagai legislator, saya siap mengawal dan memberikan dukungan politik agar proses ini berjalan hingga tuntas,” tegasnya.

Sikap senada diungkapkan Srikandi PDI Perjuangan, Ivana Wuwungan, SE. “Sebagai wakil rakyat, saya mendukung penuh perjuangan menjadikan Mendur bersaudara sebagai Pahlawan Nasional,” katanya.

Diskusi yang berlangsung selama hampir dua setengah jam itu turut dihadiri Ketua Majelis Adat Kawangkoan Raya, Drs. Eddy Ruata, Wakil Ketua Herly Umbas, Piet Hein Tenda, Deki Walangitan, sejarawan Drs. Tenni GM Assa, serta Paskah Mendur, SPd, dan Piere Mendur—keponakan dari Alex Mendur.

Mengenal Mendur Bersaudara

Alexius Impurung Mendur lahir di Kawangkoan pada 7 November 1907. Ia adalah anak pertama dari 11 bersaudara dan mulai belajar fotografi sejak usia 15 tahun. Karier jurnalistiknya dimulai dari surat kabar Java Bode dan majalah Belanda, hingga akhirnya bekerja di kantor berita Domei—cikal bakal kantor berita Antara—pada masa pendudukan Jepang.

Frans Soemarto Mendur, sang adik, mengikuti jejak Alex di dunia fotografi. Bersama, mereka mengabadikan sejumlah momen paling penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, termasuk detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945.

Dengan risiko besar, mereka memotret Bung Karno dan Bung Hatta saat membacakan proklamasi dan mengibarkan bendera merah putih. Negatif film yang sempat ditanam agar tak dirampas tentara Jepang, kelak menjadi dokumen visual tak ternilai bagi bangsa Indonesia.

Karya mereka tak berhenti di situ. Mendur bersaudara juga merekam sejumlah peristiwa penting lain seperti pertempuran 10 November di Surabaya, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, serta momen haru antara Presiden Soekarno dan Jenderal Soedirman.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 telah menganugerahkan keduanya Bintang Jasa Utama. Pada 2013, Tugu Pers Mendur dibangun di Kelurahan Talikuran, Kawangkoan, sebagai penghormatan atas jasa mereka.

Menunggu Gelar Pahlawan Nasional

Kini, dukungan masyarakat terus mengalir. Proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk Mendur bersaudara tinggal menunggu penyempurnaan dokumen terakhir. Harapan besar menguat dari tanah kelahiran mereka, Kawangkoan, agar nama Alex dan Frans Mendur dapat segera sejajar dengan para pejuang besar bangsa.

“Ini bukan hanya perjuangan keluarga Mendur, tapi perjuangan masyarakat Minahasa dan rakyat Indonesia yang ingin menghargai kebenaran sejarah,” tutup Judie.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Jejak Sejarah Mendur Bersaudara, Dukungan Pahlawan Nasional Makin Kuat

Trending Now

Iklan