Pelatihan HIRARC Perkuat Budaya Keselamatan di Alam Bebas
Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Keselamatan dalam aktivitas luar ruang menjadi perhatian serius dalam Workshop Integrasi Manajemen K3 dan Manajemen Perjalanan Panjang yang digelar dalam dua sesi, pada Rabu (11/6). Kegiatan ini menyasar pelajar, mahasiswa, serta komunitas penggiat alam bebas dari berbagai wilayah.
Pelatihan ini membekali peserta dengan pemahaman dan praktik penerapan HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control), sebuah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan menetapkan langkah pengendalian dalam kegiatan luar ruang.
Dua pemateri dihadirkan, yakni, Eko Hari Susilo Budi, praktisi K3LH dari akademisi dan industri, yang mengupas Manajemen K3LH (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan Hidup), dan Dar Edy Yoga, penggiat alam bebas dari TRAMP (Top Ranger And Mountain Pathfinder), yang memaparkan strategi manajemen perjalanan panjang dan pengelolaan risiko di lapangan.
Menurut Eko Hari, HIRARC bertujuan mengidentifikasi dan menilai risiko sejak awal kegiatan, serta menerapkan tindakan pencegahan demi menciptakan aktivitas yang aman. “Ini penting agar kita tidak sekadar siap berjalan, tapi juga siap menghadapi risiko yang mungkin muncul,” ungkapnya.
Adapun manfaat penerapan HIRARC yang dijelaskan meliputi, pencegahan kecelakaan dan kerugian, peningkatan efisiensi dan efektivitas kegiatan, membangun kepercayaan diri peserta dalam menghadapi medan dan cuaca ekstrem.
Peserta tidak hanya mendapatkan materi teoritis, tetapi juga langsung menerapkan tools HIRADC (Hazard Identification, Risk Assessment, Determining Control) dalam simulasi kegiatan lapangan. Langkah ini menjadi bagian penting dalam membangun budaya keselamatan di kalangan penggiat alam, khususnya generasi muda.
Dar Edy Yoga menekankan, pengelolaan risiko adalah pondasi dalam perjalanan panjang. “Mengelola perjalanan berarti juga mengelola nyawa. Maka kesiapan bukan hanya fisik, tapi juga perencanaan matang yang berbasis keselamatan,” tegas Yoga, yang sukses membawa tim pendaki ke empat puncak tertinggi dunia.
Workshop ini mendapat sambutan positif dari para peserta yang menilai materi sangat aplikatif dan relevan dengan kebutuhan mereka di lapangan. Pelatihan seperti ini diharapkan bisa menjadi agenda rutin dalam penguatan kapasitas komunitas pencinta alam dan komunitas motor di Indonesia.