Dorong Kemandirian Daerah, Kepala BSKDN Tekankan Pentingnya Regulasi dan Replikasi Inovasi
JAKARTA, Wartapembaruan.co.id - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo menegaskan kemandirian daerah hanya dapat dicapai melalui penguatan regulasi inovasi serta perluasan replikasi praktik-praktik inovatif yang terbukti efektif. Hal tersebut disampaikannya dalam Seminar Internasional bertajuk “Memperkuat Ekosistem Inovasi dengan Kolaborasi untuk Kemandirian dan Daya Saing” yang di Kempinski Grand Ballroom Jakarta Pada Senin, 8 Desember 2025.
Dalam paparannya, Yusharto menjelaskan, transformasi digital dan reformasi tata kelola (governance) menjadi landasan penting bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas dan efektivitas layanan publik. Namun, kedua aspek tersebut harus ditopang oleh regulasi yang kuat agar inovasi dapat berjalan berkelanjutan dan terukur.
"Ada sejumlah dimensi yang perlu terus diperkuat untuk mewujudkan governance dan kemandirian daerah mulai dari regulasi inovasi hingga replikasi inovasi. Kalau dia (inovasi) sudah dalam bentuk peraturan daerah tentu akan menjadi parameter yang tertinggi,” ungkapnya.
Dirinya mencontohkan capaian Provinsi Papua Barat yang menunjukkan peningkatan positif dalam pelaporan Indeks Inovasi Daerah 2024. Sebanyak 78 persen inovasi yang dilaporkan telah memiliki regulasi pendukung, termasuk inovasi berbasis digital. Menurutnya, hal tersebut menjadi bukti bahwa kekuatan regulasi mampu memperkuat ekosistem inovasi dan memberi arah bagi implementasi kebijakan di daerah.
Lebih lanjut, Yusharto menekankan, salah satu tantangan utama dalam pengembangan inovasi daerah adalah masih rendahnya tingkat replikasi inovasi antarwilayah. Padahal, replikasi menjadi faktor penting untuk mempercepat pemerataan kualitas layanan publik dan kemandirian daerah. “Berikutnya yang perlu kita perbaiki berkaitan dengan replikasi inovasi yang sebaiknya seluruh pemerintah daerah melakukanya seoptimal mungkin,” tambahnya
Guna mendukung hal tersebut, rangkaian kegiatan Innovative Government Award (IGA) 2025 tidak hanya menghadirkan seminar internasional, tetapi juga pameran inovasi daerah. Melalui pameran tersebut, pemerintah daerah dapat melihat langsung berbagai inovasi unggulan, termasuk inovasi digital dari Kabupaten Minahasa Utara, seperti SIGESIT, yang menjadi salah satu contoh praktik baik pemanfaatan teknologi untuk pelayanan publik.
Yusharto juga menambahkan, tidak semua inovasi membutuhkan anggaran besar dari APBD. Dengan memanfaatkan platform digital serta memperluas kerja sama lintas sektor, daerah dapat menghasilkan inovasi yang murah, efektif, dan berdampak langsung bagi masyarakat. “Negara-negara saat ini didorong untuk mensinergikan penyelenggaraan pemerintahan dengan perkembangan terkini yaitu dengan digitalisasi, hal itu pun berlaku bagi pemerintah daerah, demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang berkualitas,” jelasnya.
Di akhir paparannya, Yusharto mendorong pemerintah daerah untuk semakin adaptif dan progresif. Penguatan regulasi, investasi digital, dan replikasi inovasi dinilai penting untuk memperkuat kemandirian dan daya saing daerah dalam menghadapi dinamika global. Dia menegaskan, kemandirian daerah perlu terus diupayakan, karena tidak datang dengan sendirinya. Namun, perlu didukung regulasi yang kokoh dan kemampuan mereplikasi serta mengembangkan inovasi yang sudah terbukti berhasil.
"Silahkan Bapak/Ibu dapat berkunjung ke booth pameran Inovasi, di sana ada banyak sekali inovasi-inovasi unggulan dari berbagai daerah, yang keberhasilannya sudah terbukti dan dapat direplikasi untuk membangun pemerintahan daerah yang lebih maju dan berdaya saing,” pungkasnya.

