Listrik Padam Berulang, Elektronik Warga Rusak: Klarifikasi PLN Jambi Dipertanyakan
Jambi, Wartapembaruan.co.id — Viral di media sosial TikTok, keluhan masyarakat terkait seringnya pemadaman listrik oleh PLN kembali mencuat ke permukaan. Kolom komentar dipenuhi warga Provinsi Jambi bahkan dari daerah lain yang mengeluhkan listrik hidup-mati setiap hari, bahkan dalam satu hari bisa terjadi beberapa kali pemadaman. Akibatnya, sejumlah peralatan elektronik rumah tangga dilaporkan rusak.
Gelombang protes ini menambah daftar panjang sorotan terhadap profesionalitas perusahaan listrik milik negara tersebut. Warga menilai pemadaman yang terjadi tanpa kejelasan jadwal dan minim pemberitahuan telah merugikan masyarakat secara langsung.
Menanggapi hal itu, awak media berupaya meminta klarifikasi langsung dari Manager PLN UID S2 JB UP3 Jambi ULP Telanaipura, Iswandi. Awalnya, yang bersangkutan menyatakan bersedia ditemui di kantor pada Jumat (26/12/25) sekitar pukul 10.00 WIB. Namun, setibanya awak media di lokasi, Iswandi tidak berada di tempat. Klarifikasi akhirnya hanya dapat dilakukan melalui sambungan telepon.
Dalam keterangannya, Iswandi menyebut pemadaman listrik disebabkan oleh berbagai faktor.
“Penyebabnya banyak, bisa dari faktor eksternal, dari tanam tumbuh (pepohonan), tapi secara record semua ada di kami,” ujarnya.
Saat ditanya mengenai tanggung jawab PLN atas kerusakan elektronik warga, Iswandi menyatakan pihaknya akan melakukan kajian terlebih dahulu.
“Kalau elektronik rusak pasti ada penyebab. Kita kaji dulu, apakah dari pekerjaan kami. Kalau memang dari kami, itu tanggung jawab kami,” katanya.
Namun, ia juga menambahkan bahwa kerusakan tidak selalu berasal dari PLN.
“Kalau kami tidak ada pekerjaan dan tiba-tiba rusak, bisa saja karena faktor lain,” tambahnya.
Pernyataan tersebut memicu pertanyaan publik ketika Iswandi justru menyatakan bahwa secara teknis, listrik mati-hidup tidak menyebabkan kerusakan elektronik.
“Secara teknik tidak,” tegasnya, sembari menyarankan masyarakat mencabut colokan listrik saat hujan lebat dan petir.
Pernyataan ini berbanding terbalik dengan pengalaman warga yang mengaku mengalami kerugian materi akibat kerusakan televisi, kulkas, mesin cuci, hingga perangkat elektronik sensitif lainnya.
Menanggapi hal tersebut, pakar teknik elektro dari salah satu perguruan tinggi negeri di Sumatera, Dr. R. Hadi Pranowo, menyebut bahwa pemadaman listrik berulang sangat berpotensi merusak perangkat elektronik, terutama jika disertai lonjakan tegangan (voltage spike).
“Secara teori dan praktik, listrik yang mati-hidup berulang dapat menimbulkan tegangan transien saat listrik kembali menyala. Ini berbahaya bagi perangkat elektronik modern yang menggunakan komponen sensitif,” jelasnya.
Menurutnya, masyarakat awam sering tidak menyadari bahwa kerusakan elektronik tidak selalu terjadi seketika.
“Kadang efeknya kumulatif. Hari ini mati-hidup, besok mati-hidup lagi, sampai akhirnya komponen rusak. Ini fakta teknis,” tegasnya.
Ia juga menilai pernyataan bahwa pemadaman tidak berdampak pada elektronik sebagai penyederhanaan yang keliru.
“Kalau pemadaman terjadi secara terkontrol dan sesuai SOP, mungkin aman. Tapi jika berulang, tanpa stabilisasi tegangan, risikonya besar,” ujarnya.
Masyarakat kini mendesak PLN Jambi untuk tidak hanya memberikan klarifikasi normatif, tetapi juga transparansi data pemadaman, peningkatan kualitas jaringan, serta mekanisme ganti rugi yang jelas dan mudah diakses.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, kepercayaan publik terhadap PLN sebagai penyedia layanan vital negara dikhawatirkan semakin tergerus.
Hingga berita ini diterbitkan, keluhan warga di media sosial masih terus berdatangan, menandakan persoalan pemadaman listrik di Jambi belum menemukan titik terang.
Heru Sanjaya)

