MJB Owner PT. PSS Angkat Bicara: Masa Depan Bali Terancam, Desak Pemerintah Fokus Infrastruktur dan Lingkungan, Bukan Persoalan Kecil Masyarakat.!
DENPASAR, Wartapembaruan.co.id – Pemilik PT. PSS, MJB, angkat bicara mengenai berbagai permasalahan mendesak yang kini melanda Bali, mulai dari banjir berulang hingga isu pembangunan yang dinilai merusak alam.
Ia menyoroti tajam fokus pemerintah yang dianggapnya terlalu terpusat pada persoalan ekonomi masyarakat kecil, hingga melupakan fondasi utama: infrastruktur dan kelestarian lingkungan.
Banjir Berulang: Infrastruktur Bali dalam Sorotan MJB menyatakan keprihatinannya atas bencana banjir yang kembali melanda Bali baru-baru ini.
Menurutnya, berulangnya bencana ini adalah indikasi jelas adanya kegagalan dalam perencanaan dan pemeliharaan infrastruktur.
"Banjir yang terus terjadi di Bali bukan lagi murni bencana alam, ini adalah hasil dari kelalaian.
Pemerintah terlalu fokus pada bantuan sosial dan persoalan harian masyarakat kecil, yang memang penting, namun lupa bahwa infrastruktur adalah tulang punggung," tegas MJB dalam sebuah wawancara eksklusif, Minggu (14/12/25).
Ia mendesak agar anggaran dan perhatian segera dialihkan untuk rehabilitasi sistem drainase, tata kelola air, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan agar mampu menampung curah hujan tinggi dan menanggulangi dampak perubahan iklim.
Alam Hijau Hilang oleh Pembangunan WNA, Isu kedua yang diangkat MJB adalah masifnya pembangunan yang didominasi oleh kepentingan Warga Negara Asing (WNA) yang secara signifikan mengubah wajah alam Bali.
Ia menyebutkan bahwa citra Bali yang hijau dan asri kini terancam hilang akibat pembangunan yang tidak terkontrol, seringkali mengabaikan aturan tata ruang.
"Alam Bali yang hijau kini hilang, digantikan oleh bangunan beton yang tidak ramah lingkungan, banyak didanai dan dimiliki WNA. Ini mengikis identitas Bali itu sendiri," kritiknya.
MJB mempertanyakan komitmen pemerintah daerah dan pusat dalam menjaga keseimbangan antara investasi dan konservasi. Ia mendesak pemerintah untuk meninjau ulang izin-izin pembangunan, terutama yang berpotensi merusak lahan produktif dan daerah resapan air.
Dimana Masa Depan Bali?
Sebagai penutup, MJB melontarkan pertanyaan reflektif yang ditujukan kepada seluruh pemangku kepentingan di Bali.
"Jika kita terus menerus mengabaikan infrastruktur dan membiarkan alam dirusak atas nama pembangunan dan investasi asing yang tak terkontrol, maka kita harus bertanya: Dimana masa depan Bali? Apakah kita ingin mewariskan pulau yang indah ini menjadi pulau beton yang rawan bencana bagi generasi mendatang?"
MJB menyerukan kepada Pemerintah Provinsi Bali untuk segera merumuskan kebijakan yang lebih berani dan visioner, yang mengutamakan kelestarian lingkungan dan perbaikan infrastruktur sebagai prioritas utama, di samping upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

