Iklan

Kepala Bappenas Sebut Society 5.0 Banyak Manfaatnya

warta pembaruan
05 Agustus 2021 | 12:17 PM WIB Last Updated 2021-08-05T05:21:36Z


Jakarta, Wartapembaruan.co.id
-- Beberapa tahun ini Revolusi Industri 4.0 terus diupayakan oleh berbagai negara. Suatu perubahan revolusioner yang dimotori oleh enabling technologies, seperti artificial intelligence (AI), internet of things (IoT), cloud computing, dan BigData. Tidak hanya di sektor industri, teknologi-teknologi ini juga memengaruhi pola kehidupan kita sehari-hari. 

Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa dalam diskusi virtual yang digelar AIPI dengan tema  “Transformasi Digital: Upaya Percepatan Pembangunan Nasional Menuju Indonesia Emas 2045”, Kamis (05/08/2021).

“Di Jepang contohnya, teknologi tersebut mendorong transformasi dari Society 4.0 menuju Society 5.0, yaitu masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang siber dan ruang fisik,” ujar Menteri.

Menteri mengatakan, ruang siber tidak lagi hanya sebatas untuk menyimpan data di cloud, akan tetapi berkembang menjadi pusat pengolahan BigData untuk pengambilan keputusan. Analisis data menjadi terotomatisasi oleh AI.

“Konsep Society 5.0 tersebut tentu saja sangat mendukung dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Prinsip utama Society 5.0 adalah menggunakan sumber daya dalam jumlah yang tepat, kualitas tertentu, pada waktu yang tepat, untuk individu yang spesifik,” tuturnya. 

Menteri menambahkan, teknologi yang ada mulai dari BigData, IoT, AI, hingga sensor menjadi enabling factor dalam pengembangan teknologi-teknologi terapan, seperti Bio Technology, Urban Technology, dan Agriculture Technology, untuk selanjutnya dimanfaatkan secara optimal untuk mencapai ketujuh belas Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Dari gambaran Society 5.0 tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa banyak manfaat yang akan dirasakan oleh masyarakat apabila emerging technologies dapat kita kuasai dan terapkan. Kuncinya adalah bagaimana kita dapat melakukan transformasi digital secara inklusif,” ucap Menteri. 

Dalam kesempatan tersebut, Menteri menginformasikan bahwa berdasarkan beberapa studi, transformasi digital memiliki potensi ekonomi. 

“Studi International Data Corporation (IDC) oleh Microsoft memperkirakan bahwa sekitar 60 persen dari PDB Asia Pasifik di tahun 2021 ini berasal dari layanan digital. Terlebih saat ini ketika dihadapkan dengan pandemi Covid-19, semua layanan beralih ke digital karena lebih cepat dan nyaman digunakan dari rumah,” ujar Menteri. 


“Kami di Bappenas bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika memandang perlu untuk mempercepat dan memperluas transformasi digital secara nasional. Hal yang menjadi isu strategis dalam transformasi digital antara lain terkait infrastruktur Telekomunikasi, Informasi dan Komunikasi (TIK), pemanfaatan TIK, dan aspek pendukung,” lanjutnya.

Menteri menjelaskan, dalam hal infrastruktur TIK, target utamanya adalah bagaimana bisa memperluas akses internet ke seluruh desa, baik yang termasuk daerah 3T maupun yang berada di daerah 3T.

“Di sisi lain, aspek pendukung transformasi digital pun perlu kita siapkan. Mulai dari keamanan siber, literasi digital, kecukupan tenaga kerja digital, dan ekosistem pendukung pertumbuhan industri TIK,” tutup Menteri.

Kamis, 5 Agustus 2021

(Tim Komunikasi Publik Kementerian PPN/Bappenas)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kepala Bappenas Sebut Society 5.0 Banyak Manfaatnya

Trending Now

Iklan