Pernyataan Kontroversi Kadisdik Aceh, Protes HMI Sebut Al-Hudri Bukan Sosok Pengayom
0 menit baca
Lhokseumawe, Wartapembaruan.co.id - Himpunan mahasiswa islam cabang Lhokseumawe-Aceh Utara ungkap protesnya terhadap Kadisdik Aceh, Drs Al-Hudri MM terkait ultimatum yang dilakukan pejabat pendidikan Aceh ini tentang kepala sekolah diminta mundur saat tak bisa sukses lakukan vaksinasi diakhir september. Ultimatum ini, dinilai berlebihan dan tak berdasar.
"Beliau pak Alhudri, kepala dinas pendidikan (kadisdik) adalah seorang pemimpin yang tidak layak menggunakan bahasa seperti itu, karena bahasa yang seharusnya di gunakan adalah mengayomi yaitu bahasa yang mendidik, membina dan menuntun,"kata Kabid Ilmu pengetahuan teknologi dan pendidikan HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Ari Maulana, kepada media ini, rabu (22/09).
Kabid iptek dan pendidikan HMI menilai, vaksinasi itu adalah soal kesadaran bukan laksanakan yang tidak humanis."Emang betul vaksinasi itu program pemerintah yang harus kita sukseskan, tapi tidak dengan bahasa ultimantum,"tutur mahasiswa yang akrab disapa Arimol ini.
Mengingat moral seorang pejabat itu penting, Arimol mengingatkan kadisdik Aceh, "seharusnya pejabat itu menggunakan bahasa yang membina sehingga membuka kesadaran di kalangan masyarakat untuk sadar bahwa vaksinasi itu harus dilakukan,"ujarnya
Bahkan, pihaknya merasa kecewa, sikap kadisdik Aceh ini menunjukkan bahwa dirinya tak mampu membimbing pendidikan Aceh.
"Yang jelas beliau dengan bahasa ultimatum ini, tak mengayomi, tak baiklah kita nilai, intinya seoalah beliau tak bisa membimbing pendidikan Aceh,"pungkasnya
Ari berharap, agar gubernur Aceh dan DPRA memanggil Al-Hudri, gune mengklarifikasi pernyataannya ini."Misal gelar RDP, atau berikan sanksi pada kadisdik ini, agar kedepannya beliau bisa bijaksana, dan tidak sembarangan mengeluarkan statement,"cetusnya.**Ar
"Beliau pak Alhudri, kepala dinas pendidikan (kadisdik) adalah seorang pemimpin yang tidak layak menggunakan bahasa seperti itu, karena bahasa yang seharusnya di gunakan adalah mengayomi yaitu bahasa yang mendidik, membina dan menuntun,"kata Kabid Ilmu pengetahuan teknologi dan pendidikan HMI cabang Lhokseumawe-Aceh Utara, Ari Maulana, kepada media ini, rabu (22/09).
Kabid iptek dan pendidikan HMI menilai, vaksinasi itu adalah soal kesadaran bukan laksanakan yang tidak humanis."Emang betul vaksinasi itu program pemerintah yang harus kita sukseskan, tapi tidak dengan bahasa ultimantum,"tutur mahasiswa yang akrab disapa Arimol ini.
Mengingat moral seorang pejabat itu penting, Arimol mengingatkan kadisdik Aceh, "seharusnya pejabat itu menggunakan bahasa yang membina sehingga membuka kesadaran di kalangan masyarakat untuk sadar bahwa vaksinasi itu harus dilakukan,"ujarnya
Bahkan, pihaknya merasa kecewa, sikap kadisdik Aceh ini menunjukkan bahwa dirinya tak mampu membimbing pendidikan Aceh.
"Yang jelas beliau dengan bahasa ultimatum ini, tak mengayomi, tak baiklah kita nilai, intinya seoalah beliau tak bisa membimbing pendidikan Aceh,"pungkasnya
Ari berharap, agar gubernur Aceh dan DPRA memanggil Al-Hudri, gune mengklarifikasi pernyataannya ini."Misal gelar RDP, atau berikan sanksi pada kadisdik ini, agar kedepannya beliau bisa bijaksana, dan tidak sembarangan mengeluarkan statement,"cetusnya.**Ar