Lampu Padam, Sinyal Ikut Hilang: Warga Aceh Meradang, Telkomsel Dituntut Bertanggung Jawab
Aceh, Wartapembaruan.co.id — Di tengah bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Aceh, masyarakat kembali dibuat resah oleh hilangnya jaringan Telkomsel setiap kali listrik padam. Kondisi ini memicu gelombang kekecewaan, terutama karena komunikasi menjadi kebutuhan paling vital untuk memastikan keselamatan keluarga di lokasi-lokasi yang terisolir.
Keluhan datang dari berbagai daerah. Saat warga berjuang menghadapi air bah yang kian meninggi, sinyal Telkomsel justru lenyap seketika, membuat masyarakat merasa seolah dibiarkan dalam gelap secara harfiah maupun harapan.
“Lampu padam, sinyal padam. Ini sudah terlalu sering terjadi,” keluh warga.
Salah satu warga Aceh, Syahrul, menyatakan kekecewaan mendalam terhadap kualitas jaringan Telkomsel yang menurutnya semakin memburuk belakangan ini. Ia mengaku kondisi tersebut bukan hanya mengganggu, namun menghambat upaya warga untuk saling terhubung di tengah bencana.
“Begitu listrik mati, sinyal Telkomsel langsung hilang. Ini bukan sekali dua kali. Apa gunanya perusahaan sebesar Telkomsel kalau tidak mampu menjaga stabilitas jaringan di saat darurat?” ujarnya dengan nada kesal.
Menurut Syahrul, situasi ini menunjukkan bahwa Telkomsel tidak memiliki kesiapan yang memadai dalam menghadapi keadaan genting.
“BTS harusnya punya genset cadangan. Masyarakat sudah bayar mahal, paket internet harganya tinggi, tapi hal paling mendasar seperti menjaga sinyal tetap hidup saat mati lampu saja tidak bisa,” tambahnya.
Komunikasi adalah Penyelamat, Bukan Kemewahan
Dalam kondisi banjir seperti yang terjadi saat ini, komunikasi menjadi satu-satunya cara bagi warga untuk mengetahui apakah keluarga mereka aman, meminta bantuan, atau menyampaikan kabar penting. Hilangnya sinyal membuat situasi semakin mencekam.
“Ini bukan soal kenyamanan lagi, ini soal kebutuhan darurat, soal keselamatan. Saat bencana, jaringan internet adalah penyambung informasi sekaligus penyambung nyawa,” tutur Syahrul.
Warga lainnya juga mengeluhkan hal serupa. Banyak dari mereka hanya bisa menunggu tanpa kepastian, berharap jaringan kembali hidup agar dapat mengetahui kondisi keluarga mereka yang berada di lokasi-lokasi banjir.
Warga Desak Telkomsel: “Berbenahlah, Jangan Tutup Mata!
Bagi masyarakat Aceh, masalah ini bukan sekadar gangguan teknis. Mereka menuntut Telkomsel untuk memberikan jawaban dan langkah nyata, bukan sekadar permintaan maaf rutin setiap kali terjadi gangguan.
“Kami butuh jaminan, bukan janji. Jangan tunggu korban baru sibuk mencari solusi,” ungkap seorang warga lainnya yang terdampak banjir.
Warga berharap Telkomsel segera melakukan evaluasi besar-besaran, memperbaiki infrastruktur, menyediakan genset di setiap BTS kritis, dan memastikan jaringan tetap hidup saat pemadaman listrik maupun bencana alam.
Sebab bagi masyarakat Aceh hari ini, sinyal bukan hanya soal akses internet.
Sinyal adalah harapan.
Sinyal adalah keamananan.
Sinyal adalah kebutuhan mendesak yang tak boleh padam.

