LMND Komisariat Universitas Malikussaleh Soroti Pernyataan Menteri ESDM Terkait Pemulihan Listrik di Aceh
Lhokseumawe, Wartapembaruan.co.id – Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Komisariat Universitas Malikussaleh, Paulus Ardi Pernando Berutu, memberikan tanggapan kritis terkait pernyataan Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, yang dalam laporan kepada Presiden Prabowo Subianto menyebut bahwa pemulihan listrik di Aceh telah mencapai 93 persen.
Menurut Paulus, pernyataan tersebut tidak sesuai dengan kondisi nyata yang sedang dirasakan masyarakat Aceh, khususnya para mahasiswa. Ia menegaskan bahwa hingga saat ini pemadaman listrik masih terus berlangsung di berbagai wilayah, termasuk di sekitar lingkungan kampus Universitas Malikussaleh.
“Sebagai mahasiswa yang berada langsung di Aceh, kami sangat merasakan dampaknya. Listrik belum pulih seperti yang disampaikan, justru pemadaman masih sering terjadi dan berlangsung lama. Situasi ini membuat kami kesulitan menjalani aktivitas perkuliahan, melakukan tugas akademik, hingga memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari,” ujar Paulus dalam keterangannya.
Paulus menyampaikan bahwa informasi mengenai pemulihan 93 persen tersebut semestinya didukung data yang akurat dan kondisi lapangan yang benar-benar mencerminkan keadaan masyarakat. Ia menilai pemerintah perlu lebih berhati-hati dalam menyampaikan perkembangan penanganan situasi pascabencana agar tidak menimbulkan kebingungan di tengah publik.
“Kami menghargai kerja pemerintah dalam upaya pemulihan, tetapi penyampaian data harus jujur dan transparan. Jangan sampai muncul kesan bahwa rakyat Aceh sudah pulih, padahal kami masih berada dalam situasi sulit,” tambahnya.
Sebagai representasi mahasiswa, LMND Komisariat Universitas Malikussaleh mendorong pemerintah pusat dan instansi terkait untuk mempercepat pemulihan infrastruktur kelistrikan serta memastikan pemerataan pasokan listrik hingga ke wilayah terdampak paling parah.
“Kami hanya berharap pemerintah benar-benar melihat kondisi masyarakat Aceh secara langsung. Pemulihan listrik adalah kebutuhan mendesak, bukan hanya untuk kegiatan belajar, tetapi juga untuk kehidupan sehari-hari masyarakat,” tutup Paulus.
Rilis ini disampaikan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moral mahasiswa terhadap ketepatan informasi publik serta pelayanan negara kepada masyarakat Aceh yang sedang menghadapi masa sulit.

