BREAKING NEWS
 

Perbaiki Tata Ruang, Selamatkan Kota Jambi dari Bencana Ekologis


Jambu, Wartapembaruan.co.id
- Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur kota Jambi, hujan yang selama ini dinilai sebagai rahmat dan penyenjuk kini berubah menjadi kekhawatiran, salah satu daerah yang terdampak banjir yaitu RT 09 dan RT 11, Kelurahan Simpang IV Sipin, Kecamatan Telanaipura, pada pukul 16.00–17.10. Meskipun durasinya hanya sekitar satu jam, namun limpasan air kembali meluap dan membanjiri permukiman warga mencapai pinggang orang dewasa. Kejadian ini bukanlah insiden tunggal ataupun peristiwa yang datang tiba-tiba; dalam tahun ini, warga sudah tiga kali mengalami banjir serupa, menunjukkan bahwa persoalan ini telah berubah menjadi siklus krisis yang terus berulang.

Di RT 11, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada masyarakat terdampak ditemukan fakta bahwa sejumlah rumah kembali terendam. Peralatan elektronik yang baru diperbaiki dan bahkan baru dibeli pasca banjir sebelumnya kembali rusak, menambah beban ekonomi warga yang sejak awal telah dipaksa menanggung akibat dari kerentanan ekologis yang tidak pernah diselesaikan. Setiap kali banjir datang, yang tenggelam bukan hanya lantai rumah dan perabot tetapi juga rasa aman, kesehatan keluarga, serta kemampuan warga untuk pulih.


WALHI Jambi telah meminta dan mendesak pihak pemerintah untuk memeriksa kembali izin yang diberikan kepada pembangunan yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan, Banjir kali ini melanda dibeberapa titik daerah Kota Jambi yaitu di kantor Gubernur, Simpang Mayang, Simpang 4 Sipin, Kenali Asam Atas, simpang 4 pal 7 kenali asam bawah dan wilayah lainnya.

Situasi ini memperlihatkan bahwa risiko ekologis tidak pernah berdiri sendiri. Ia lahir dari kombinasi tata ruang yang abai, drainase yang tak memadai, dan praktik pembangunan yang tidak memprioritaskan keselamatan warga. Ketika curah hujan satu jam saja mampu memutus aktivitas sosial dan ekonomi dua RT sekaligus, maka jelas ini bukan sekadar “cuaca ekstrem”ini adalah kegagalan negara memastikan ruang hidup yang layak dan aman bagi warganya.


WALHI Jambi menegaskan bahwa masyarakat tidak seharusnya terus menjadi korban berulang. Mereka membutuhkan jaminan pemulihan, penataan wilayah yang berpihak pada keselamatan publik, serta langkah pencegahan nyata yang tidak berhenti pada tanggap darurat sesaat. Tanpa keberpihakan ekologis yang serius, banjir hari ini hanya akan menjadi pengantar bagi bencana berikutnya

Direktur WALHI Jambi, Oscar Anugrah menegaskan bahwa banjir ini bukan semata-mata karna curah hujan yang tinggi tetapi merupakan konskuensi langsung dari pembangunan yang tidak memperhatikan karena daya dukung dan daya tampung lingkungan. Ini bukan bencana alam, tetapi bencana ekoligis yang terlahir dari kebijakan pembangunan tanpa kajian lingkungan yang memadai. Ia menegaskan bahwa WALHI tidak menolak pembangunan, namun pembangunan harus memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan rakyat.


Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image