Sembalun, Wartapembaruan.co.id -- Lombok Timur | Perseteruan antar Asosiasi Trekking Organize dijalur pendakian Rinjani(Sembalun) Antara warga Senaru dengan warga sembalun membuat ketua APPR (Asosiasi Pengusaha Pendakian Rinjani Lotim angkat bicara , ada sikap dan suatu ketidak adilan terjadi pada usaha usaha sekitar pendakian Rinjani di Kawasan Sembalun Lombok Timur.(31/03/2024)
Ketua APPR (Hamka Abdul Malik) melihat selama ini warga/asosiasi asal Senaru (KLU) nampak ingin tertutup dan menyendiri sebab merasa setiap tamu yang hadir hingga 80% di kelola oleh mereka sehingga menganggap kami selaku pengusaha lokal disembalun diapandamg sebelah mata di rumah sendiri dan seakan tidak memiliki kontribusi terhadap kemajuan serta kesejahteraan kingkup kawasan Rinjani. Tuturnya Kepada beberapa awak media.
Atas perihal tersebut membuat Asosiasi Trekking Organize,guide dan Porter Lombok Timur akan bersikap dan secepatnya masalah ini harus dituntaskan mengingat masalah ini harus segera disikapi dan tidak boleh terjadi tumpang tindih dan mau menang sendiri oleh mereka yang seakan menguasai usaha jasa pendakian di Rinjani terlebih dikawasan pendakian yang berada di wilayah sembalun Lombok Timur,".
Ketua APPR (Hamka) menerangkan bahwa Masalah ini tidak boleh dibiarkan berkelanjutan harus ada sikap serius yang dilakukan sebelum ada perseteruan lebih jauh yang bisa saja mengakibatkan hal hal yang tidak diharapakan yang tentunya bisa berdampak terhadap terganggunya keamananan,kenyamanan para wisatawan,pengunjung nantinya,dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Lombok Timur yang seharusnya memperjuangkan dan turun untuk menyelesaikan persoalan di jalur pendakian Rinjani di wilayah Sembalun serta harus berpihak terhadap kepentingan asosiasi asosiasi yang di wilayah Lombok Timur dalam bentuk kebijakan mengeluarkan regulasi yang berpiha serta melindungi para pelaku usaha setempat," ungkap ketua APPR (Hamka).
85% para wisatawan mendaki lewat jalur pendakian Sembalun,namun seakan asosiasi mereka merasa lebih menguasasi , kami jelas tidak ingin hanya dijadikan penonton semata yang dianggap tidak memiliki kemampuan dan sumberdaya ,jelas ini sesuatu yang tidak bisa dibiarkan , hal ini bisa membuat kemajuan perkonomian melalui dunia pariwisata merosot akibat cara cara yang sekan ingin menguasai zona yang tidak pada wilayah mereka,"ungkapnya.
Pada intinya pemisahan wilayah pada usaha pendakian Rinjani antara Sembalun dan Senaru lebih baik dilakukan baik juga terhadap sumberdaya yang ada agar khusunya di dijalur pendakian sembalun agar warga tempatan di sembalun haruslah diprioritaskan untuk bisa menjalankan aktivitas aktivitas usaha juga lainnya meskipun ada juga sumber daya dari luar ,,namun kami tidak ingin merasa tersisihkan di wilayah kami sendiri dan di rendahkan.
Ketua APPR juga berharap aspirasi dan keadaan yang tengah terjadi antara asosiasi asal Senaru dan Sembalun segera disikapi serta kami minta sesegera mungkin PEMKAB dalam Hal Ini Dinas Pariwisata Lotim melakukan upaya upaya untuk mengatasi persoalan yang tengah dihadapi,dikhawatirkan berdampak besar terhadap kenyamanan serta keamanan para pengunjung/wisatawan jika masih terjadi maslah ini,"tutup Ketua APPR (Hamka)
(**)