BREAKING NEWS

Air Bergulung Seperti Tsunami: Potret Kerusakan Parah Akibat Banjir Bandang di Aceh Utara


Aceh Utara, Wartapembaruan.co.id
- Derasnya air yang menghantam pemukiman warga Aceh Utara pada berberapa hari terakhir digambarkan para penyintas sebagai sesuatu yang “bergulung-gulung seperti tsunami.” Penelusuran lapangan yang dilakukan relawan menunjukkan betapa cepat dan dahsyatnya banjir bandang yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Langkahan dan wilayah sekitarnya.

Desa Alue Krak Kayee tampak porak-poranda saat tim melintasi area tersebut. Jalan dan jembatan yang sebelumnya menjadi jalur utama warga kini terputus, tertimbun lumpur, atau hanyut terseret arus. Rumah-rumah rusak berat, sebagian hanya menyisakan rangka, sementara barang-barang rumah tangga hampir tidak ada yang bisa diselamatkan. Lumpur setinggi betis hingga lutut menutupi halaman-halaman rumah, menyulitkan warga yang mencoba kembali untuk melihat sisa harta benda mereka.

Di Desa Langkahan dan Geudumbak, relawan menemukan situasi yang tidak kalah genting. Banyak rumah warga yang rusak parah, akibat derasnya arus air yang menghantam dari arah tanggul irigasi yang jebol. Warga setempat menuturkan bahwa air datang bersama suara gemuruh keras, membuat mereka panik dan berlari keluar rumah tanpa sempat menyelamatkan barang sedikit pun. Banyak kebun warga yang rusak tertimbun lumpur dan pohon yang terbawa arus.

Di Desa Tanjong Dalam Selatan, situasinya lebih memilukan. Sebagian besar rumah yang sebelumnya berdiri kini hilang total, tersapu banjir bandang yang datang tiba-tiba pada malam hari. Persawahan yang menjadi sumber penghidupan warga juga hancur, meninggalkan hamparan lumpur dan serpihan kayu. Banyak warga hanya bisa berdiri memandang ke arah lahan yang selama ini mereka garap, kini tak lagi dikenali.

“ie cukop teuga dek ji ek_ (Air cukup kencang naiknya, dek),” kata seorang ibu yang ditemui relawan di lokasi. Suaranya bergetar saat mengenang momen ketika air menerjang.

“hana sampeu meu ba dek, tok bajee saboh di badan_ (Enggak ada yang sempat dibawa, cuma baju satu yang di badan),” tambahnya sambil memandang rumahnya yang sudah tidak berbentuk.

Di titik lain, seorang warga tua menceritakan kembali detik-detik ketika arus menerjang desa. “ _lagee tsunami dek, meugulong-gulong ie_ (Seperti tsunami, dek… air bergulung-gulung),” ujarnya, memvisualisasikan bagaimana massa air bercampur kayu, bebatuan, dan puing itu menghantam rumah-rumah tanpa memberi waktu bagi warga untuk menyelamatkan diri.

Penelusuran pada Senin, 1 Desember 2025, dilakukan sepanjang jalur Langkahan–Lhoknibong–Lhoksukon–Cot Girek. Reporter sekaligus relawan GEN-A, Wahyu Wahidin, menggambarkan kondisi lapangan dengan penuh keprihatinan. Ia menyebut bahwa akses ke beberapa titik terisolasi akibat jembatan amblas atau jalan yang tidak dapat dilalui kendaraan.

“Banyak warga yang masih syok. Mereka bercerita sambil menunjuk bekas-bekas lumpur di dinding rumah, menunjukkan sampai sejauh mana air naik,” ungkapnya dalam laporan.

Relawan di lapangan juga menemukan beberapa keluarga yang belum kembali ke rumah karena kondisi bangunan tidak memungkinkan untuk ditempati. Mereka sementara ini mengungsi di rumah kerabat atau titik aman yang masih dapat dijangkau, walaupun sarana dan prasarana terbatas

Di akhir laporan, relawan menekankan perlunya dukungan cepat untuk pemulihan awal, mulai dari kebutuhan dasar warga hingga pemulihan akses jalan. Meski ruang lingkup kerusakan cukup luas, solidaritas antarwarga terlihat kuat, dengan banyak keluarga saling menolong dan membuka pintu bagi para pengungsi.

Sementara itu, Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) bersama jejaring relawannya serta berkolaborasi dengan Mata Garuda Aceh telah melakukan penggalangan dana dan distribusi bantuan darurat untuk masyarakat terdampak. Bantuan tersebut akan diarahkan pada kebutuhan paling mendesak seperti pangan, air bersih, perlengkapan kebersihan, dan pakaian layak pakai.

GEN-A dan Mata Garuda Aceh mengajak masyarakat luas untuk terus menyalurkan dukungan demi membantu warga yang tengah berjuang memulihkan kehidupan mereka setelah bencana yang menghancurkan ini.

Penulis, 

Tim Media dan Pemberitaan GEN-A


Reporter:

Wahyu Wahidin (Anggota GEN-A)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image