Iklan

Aku Putuskan ini Dalam Pandemi

warta pembaruan
05 September 2021 | 12:57 PM WIB Last Updated 2021-09-05T05:59:28Z


Poto ilustrasi : Dok kompas.com

Lhokseumawe, Wartapembaruan.co.id --  Aku putuskan tak hengkang, bukan berdansa diatas jerih kalian yang berjuang, aku tak ingin mulutku ternganga masuk debu, hidungku menghirup virus.

Aku putuskan cuci tangan, bukan tak percaya tanganmu tak bersih, aku hanya menjaga, agar kita tak saling membahayakan.

Aku  tak ingin dekat sekali padamu, bersender dibahu, aku stop dulu kaki kita semua bersrempet diatas aspal semesta.
Aku bukan tak peka atau tak rindu, aku pun bukan apatis, hanya tak ingin ketenteraman publik terganggu, virus masih beredar.

Bukan soal ada atau tidak , percaya atau bukan, yang jelas, aku takut mati saat terkena virus, namun kerabat dan sahabatku semuanya tak bisa hadir melihat (bukan tak ingin datang) namun dibatasi, karena tak boleh kerumunan.

(Aku pakai masker ini, aku cuci tangan, dan aku jaga jarak) kelak jikapun aku mati dimasa pandemi, kalian tak risau, karena aku mati bukan karena Covid, kalian boleh menciumku terakhir kali.

Aku takut, aku bosan pada Covid sialan !!!

Saat banyak masalah kebijakan, serasa ingin turun dipanas-panasan, jujur hatiku menggelegak bak air mendidih, entah berapa derajat celcius panasnya,

Namun apa boleh buat, kita dibatasi oleh aturan. Akupun sadar, kebebasan ku dibatasi oleh hukum negara dan hukum Tuhan.

Aku ingin kabur dari pandemi ini,
Gimana caranya?, Tak mungkin bumi ini ku tinggalkan, saat planet lainpun belum punya penghuni.

Aku  takut mati saat musim Covid sialan.

Takut ditanya malaikat, takut disidang Tuhan, dan aku akan kesal ditertawakan iblis dan setan,

"Dulu semasa hidupmu, saat negara darurat apa yang kau lakukan," pass, kalimat itu keluar tak mampu ku jawab sedang akupun tak ada ikhtiar.

"Mungkin wajahku yang ketat dan lucu, hangus dan lonyot terbakar api, karena tak mau berjuang melawan pandemi".

Aku putuskan, aku tak mau mengangkangkan nasib, membentang sepanjang jalan, "ada yang bilang pandemi ini takdir", tapi takdir pun harus dirawat, nasib harus diubah.
Doa tak mungkin tembus, jika organ tubuh tak mau usaha.

Aku tak mau marah-marah dulu, aku tahan tubuh ku kelilingi bundaran, aku tahan dulu tangan ku mengepal.
Ah terserahlah dibilang cukup pengecut atau Antek-antek pemerintahan, yang jelas aku cinta bangsa ini, biarlah Covid ini pergi, dan tak payah lagi diatur dengan aturan pembatasan (ppkm).

Aku tulis ini,
Ini respon kebosanan ku dimasa pandemi,..

Aku ikut vaksinasi, aku ikut prokes, biar semua normal kembali.

Aku sayang adikku dirumah,
Ia bodoh tak tahu apa apa, asupan materi daring tak efektif, ia disibukkan dengan gadgetnya.

Aku ingin dia sekolah tatap muka, berjumpa langsung dengan gurunya, diskusi dengan temannya, dan datang ke perpus ramai ramai (tanpa dimarahi lagi soal kerumunan).
Yah, aku ingin ia pintar, cerdas, agar kerinduannya  dan harapan ku tersampaikan.

Bosan,
Banyak yang aku inginkan
Namun bisakah semua berubah?
Jika mulut kita selalu membantah,
Badan selalu menghadang?
Semua dimata kita pun salah,
Bahkan bernafas pun salah
Apalagi kebaikan yang dibuat, hh..

Banyak yang ku bosankan,
Hingga aku putuskan untuk ikut program 3 M,

Aku ikut aturan, bahkan vaksinasi ku dukung agar selalu dapat diselenggarakan.

Catatan Arwan Syahputra, Minggu 5 September 2021
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Aku Putuskan ini Dalam Pandemi

Trending Now

Iklan